tag:blogger.com,1999:blog-46538493351479417722024-03-18T20:16:27.514-07:00AYAM PETARUNG / AYAM LAGAKaharuddin Anwarhttp://www.blogger.com/profile/13284372395690844300noreply@blogger.comBlogger37125tag:blogger.com,1999:blog-4653849335147941772.post-38756079337068360402013-01-18T02:00:00.000-08:002013-01-17T22:20:45.606-08:00Ayam Bangkok<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnBDGlLullQHwrNcPb41bSP8KW8qAe6nSx32upsgAoqdNbjoya4AtKcuvCrSir8V733jiam_wFweWhDI7lDXf12k8xfPdmgqCVfwfjz_xR_Y_4LB31kXHKRfZzYTB7zmwDnNaJ905E1wk/s1600/ayam+bangkok.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="310" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnBDGlLullQHwrNcPb41bSP8KW8qAe6nSx32upsgAoqdNbjoya4AtKcuvCrSir8V733jiam_wFweWhDI7lDXf12k8xfPdmgqCVfwfjz_xR_Y_4LB31kXHKRfZzYTB7zmwDnNaJ905E1wk/s320/ayam+bangkok.jpg" /></a></div>
Pada dasarnya, ayam bangkok tidak jauh berbeda dengan ayam lain pada umumnya. Biasanya ada perbedaan dalam pengamatan fisik atau tampak luarnya saja. Misalnya warna bulu, besar kecilnya dan produktivitas telurnya. Galur(keturunan) murni ayam bangkok mempunyai bulu hias berwarna merah mengkilap, dengan dasar warna hitam kehijauan. Hal ini dikarenakan asal-usul nya yang termasuk species Gallus gallus atau Gallus bankiva memiliki warna bulu yang serupa. Bulu hias ini terdapat pada bagian leher dan punggung.
Ukuran tubuh dapat diketahui berdasarkan bobot badan. ayam bangkok pejantan yang sudah dewasa berat badanya berkisar antara 2-2,5 kg. sementara betinanya berkisar 1,5 kg. Berat ringanya ini dipengaruhi oleh tebal atau tipis tulangan dari ayam bangkok itu sendiri.
Kapan ayam bangkok mulai bisa dikawinkan? yang perlu diketahui oleh peternak adalah umur dari ayam tersebut. Dewasa kelamin adalah rentang waktu antara menetasnya telur menjadi anak ayam sampai dengan ayam tersebut mulai bertelur utnuk betinanya. sedangkan untuk ayam jantanya, hal ini ditandai dengan keluarnya cairan sperma dari organ reproduksi. Umur dewasa kelamin ayam bangkok berkisar antara 7-8 bulan. Pada umur tersebut organ-organ reproduksi sudah bekerja. Jika sel-sel telur betina dibuahi oleh sperma dari pejantan, maka jika telur tersebut di erami akan menetas setelah 21 hari.
Sejak mengalami dewasa kelamin induk betina akan menghasilkan sejumlah telur dalam periode tertentu. adapu yang dimaksut dengan periode peneluran adalah masa-masa dimana induk betina dapat menghasilkan telur 12-15 biji dalam satu periodepeneluran. Bobot telur ayam bangkok biasanya lebih berat dari ayam kampung biasa, yakni antara 40-50 gram per butir. Semakin bertambah umurnya semakin bertambah bobot telurnya dan semakin sedikit jumlah telur yang di hasilkan dalam satu periode peneluran.Kaharuddin Anwarhttp://www.blogger.com/profile/13284372395690844300noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4653849335147941772.post-24169652657328218462013-01-17T21:00:00.000-08:002013-01-17T22:55:18.433-08:00Cara Memelihara Ayam Bangkok Setelah Diadu <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbIe4yEIdTubl-fHMo282Hs3Tj1fEAVyifNl_Z5RFtikzaktnRZcBCNzOVGPAO4nFpkmG7SRNJni02UZl2qhICkp28VXlgImnFMvp9LpEVaIIEa7OmBl9IoQ-bqgufWF5atpDWYIl0_i0/s1600/memelihara+ayam+bangkok+setelah+diadu.jpeg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="194" width="259" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbIe4yEIdTubl-fHMo282Hs3Tj1fEAVyifNl_Z5RFtikzaktnRZcBCNzOVGPAO4nFpkmG7SRNJni02UZl2qhICkp28VXlgImnFMvp9LpEVaIIEa7OmBl9IoQ-bqgufWF5atpDWYIl0_i0/s320/memelihara+ayam+bangkok+setelah+diadu.jpeg" /></a></div>
Cara Memelihara Ayam Bangkok setelah diadu merupakan faktor penting yg menentukan nasib ayam dalam pertarungan berikutnya. Hal seperti ini sering disepelekan oleh penggemar ayam bangkok. Ayam akan mengalami kelelahan yg luar biasa stlh diadu dlm waktu yg cukup lama, atau diadu dgn musuh yg sama kuatnya. Tahap-tahap dlm cara merawat ayam bangkok pasca diadu:
Merawat Secara Langsung Setelah Ayam Bangkok Diadu
Dengan meneteskan langsung cairan antibiotika di bagian luka, misalnya larutan yodium, yg membakar kulit akan meninggalkan keropeng yg membutuhkan waktu untuk rontok atau mengelupas. Suntikkan antibiotik di tubuh ayam bangkok & teteskan juga pada bagian luka di badan ayam. Hentikan segera pendarahan, biasanya menggunakan bubuk kopi, apabila terjadi pendarahan hebat, maka dijahit. Teteskan juga antibiotik pada luka yg dijahit tadi. Bila paruh terlepas, maka usahakan pasang kembali dgn cara mengikatnya dgn benang ke jengger, bila paruh lepas tanpa pelindung, maka akan berakibat cacat stlh sembuh, dan ayam akan kesulitan untuk mematuk. Berikan gula merah stlh bertarung yang bertujuan sebagai sumber karbohidrat ayam bangkok. Tempatkan menyendiri, jangan terlalu dekat dgn ayam-ayam yang lain. Stlh mau makan, maka dapat kumpulkan dgn ayam betina, untuk memperbaiki sifat pemimpin ayam. Untuk menjaga naluri ayam, sesekali dikawinkan. Umumnya ayam bangkok yg kekurangan gizi mempunyai nafsu kawin yg kurang.
Merawat Sehari Setelah Ayam Bangkok Diadu
Pada umumnya ayam bangkok tidak mau makan stlh mengalami kelelahan yg sangat hebat, maka berikan larutan gula merah, sedikit susu cair & vitamin mineral dgn cara pemberian langsung ke dlm tembolok dgn menggunakan alat spet yg ujungnya diberi selang kecil. Jika ayam tidak mau makan, maka jangan dipaksa dgn meloloh pada hari pertama s/d hari ketiga. Di tahap ini usahakan pemberian karbohidrat & protein yg mudah diserap ayam bangkok, karena proses pencernaan belum berfungsi secara sempurna. Hari ke-4 baru boleh diberikan sedikit konsentrat/voer yg dicampur dengan susu cair. Jika nafsu makan ayam bangkok masih belum ada, jangan memaksa diloloh, berarti pencernaan masih terganggu. Jika sudah terlanjur diloloh & makanan di tembolok tidak turun, maka dapat diberikan enzim yang membantu pencernaan, misalnya enzymfort , dalam sehari diberikan 2 sampai 3 kali. Jangan diberi makanan yang keras-keras, berikan gula merah, susu & vitamin, air minum dlm kurungan harus sll tersedia.
Latihan Ayam Bangkok Stlh Sembuh
Setelah 2 minggu bertarung, maka dapat dilatih kembali ayam bangkoknya. Lakukan sparring ringan waktunya sekitar 10 menit. Usahakan ayam bangkok beristirahat yang cukup, jangan terburu nafsu untuk mengadunya kembali. Jika kondisi belum pulih sempurna, akan mempengaruhi mental ayam. Ayam bangkok dapat berrlari-lari sendiri saat diadu walaupun lawannya sudah tidak dapat menyerang lagi. Hal ini bukan karena mental ayam yg jelek namun faktor stamina lah yg masih down
(sumber: buka-mata.blogspot.com)Kaharuddin Anwarhttp://www.blogger.com/profile/13284372395690844300noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4653849335147941772.post-45268980241958700432013-01-17T19:01:00.000-08:002013-01-17T22:38:08.604-08:00Memelihara ayam mulai dari penetasan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcKJbCtPdzBFH48mrtJQUU41hWa_BOfST9xMp9nQDzAo3Qxc6NyTzqeu6fKhv0iTGWcqaU5z76c2kETMFo5l3VBe-PMEDbvI8b4H6DjGgvBn8GT7b8QijTy-h8y9Rn05R8h4N_Q25cfks/s1600/cara+memelihara+ayam.jpg" imageanchor="1" style="clear:right; float:right; margin-left:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="150" width="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcKJbCtPdzBFH48mrtJQUU41hWa_BOfST9xMp9nQDzAo3Qxc6NyTzqeu6fKhv0iTGWcqaU5z76c2kETMFo5l3VBe-PMEDbvI8b4H6DjGgvBn8GT7b8QijTy-h8y9Rn05R8h4N_Q25cfks/s320/cara+memelihara+ayam.jpg" /></a></div>
Cara memelihara ayam ternyata terbilang mudah dan tidak terlalu sulit jika dilakukan dengan sungguh-sungguh. apalagi hasil dari pemeliharaan ayam hasilnya juga sangat menggiurkan..Berikut cara pemeliharaan yang harus dilakukan pada saat telur menetas sampai beberapa bulan kedepan :
A. Usia 1 hari - 2 bulan ( Persiapan Hingga Pakan )
PERSIAPAN
Setelah anak ayam menetas, biarkan induknya mengerami sampai berumur 4 – 6 hari atau induk ayam mengajak keluar dari tarangan/ tempat mengeram , karena masa-masa ini anak ayam sangat rentan mati.
Pisahkan anak ayam dari induknya. Ambil anak ayam dan masukkan ke dalam kandang secara hati-hati agar tidak terjadi cidera pada kaki ayam
KANDANG
Kandang anak ayam terbuat dari kotak kayu. Untuk *+ 10 ekor anak ayam buatlah kandang ukuran + 1 m2. Kandang harus mempunyai lobang sirkulasi udara, agar saat siang hari sirkulasi udara bisa keluar masuk secara sempurna.
Pada alas kandang baik pula bila dikasih berambut (kulit padi) atau serutan kayu yang agak halus. Beri penutup agar tidak kehujanan. Usahakan agar kandang dalam keadaan kering dan bersih serta udara lancer keluar masuk.
Lubang sirkulasi udara harus lancar. Usahakan agar lubang-lubang tersebut tidak terlalu lebar dan aman tidak dimasuki predator seperti kucing, garangan, luwak tikus dan sebagainya
Sebagai penghangat tubuh pada malam hari agar anak ayam tidak mati kedinginan, mutlak disediakan penghangat berupa lampu 40 – 60W didalam kandang. Dengan adanya lampu tersebut, anak ayam akan mencari sendiri tempat yang paling nyaman dan hangat sesuai kebutuhan.
PAKAN
Makanan anak ayam pada minggu-minggu pertama adalah pakan jenis awal / permulaan yang dapat dibeli toko-toko makanan ayam. Bila anda kesulitan mencarinya, anda bisa membeli makanan ayam di toko makanan burung berupa makanan jadi/ voor untuk anak ayam (biasanya penjual sudah tahu). Makan tersebut harus terjamin kesediaanya sampai anak ayam berusia 1-2 bulan.
Sediakan makanan dibeberapa tempat, agar ayam bisa makan sewaktu-waktu tanpa berebutan. Usahakan makanan tidak terlalu penuh dalam satu wadah untuk menghindari diacak-acak dan tidak terinjak-injak. Ketersediaan air juga sangat penting. Untuk satu kandang cukup sediakan 1-2 tempat yang bisa dibeli di toko penjual makanan ayam atau burung.
Cek keadaan anak ayam setiap saat agar tidak mati karena kurang nyaman. Biasanya kalau tempat kurang nyaman atau lapar anak ayam akan menciak keras dan tak beraturan. Cek kelembaban kandang, kepanasan atau kedinginan, makanan, ataupun sirkulasi udara, apakah sudah nyaman atau belum. Bila anak ayam tenang dan bersuara / menciak dengan suara yang beraturan pertanda anak ayam nyaman dalam kandang.
B. Usia 3 Bulan - Seterusnya
1.Pada umur 3-4 bulan diberi pakan berupa pakan grower dan dedak. Kebutuhan pakan per ekor dalam sehari 50-60g dengan perbandingan 1 bagian pakan grower dan 3 bagian dedak. Selain itu, perlu ditambahkan hijauan sekitar 20% dari total pakan yang diberikan. Pakan diberikan dalam bentuk bubur berupa adonan bahan-bahan tersebut dengan air, diberikan 2 kali sehari.
2.Pada umur 4-5 bulan pakannya diganti dengan sehari sebanyak 70-80 –g dengan pakan layer dan 2 bagian dedak. Selain itu, perlu ditambahkan hijauan sekitar 20% dari total pakan yang diberikan. Pakan diberikan dalam bentuk bubur, yakni berupa adonan bahan-bahan tersebut dengan air, diberikan 2 kali sehari.
3.Selain pakan, pada umur 4 bulan ayam perlu diberi vaksin ND melalui suntikan agar ayam tetap sehat.
sumber : kaskusKaharuddin Anwarhttp://www.blogger.com/profile/13284372395690844300noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4653849335147941772.post-34437034991653148732013-01-17T02:30:00.001-08:002013-01-17T22:43:24.400-08:00AYAM PAKHOY / PAKHOEMenurut informasi ayam Pakhoy adalah ayam asli dr tanah Malaysia yang di assembled dan di improvisasi dengan perpaduan 4 darah, awalnya ayam tersebut khusus untuk melawan Burma. karena untuk ukuran kelas di bawah 3 kg Burma di kalangan di bangkok hampir tidak terkalahkan, maka ayam burma di juluki hoy=setan oleh peternak di bangkok membuat trah baru yang terdiri dari 4 darah (bangkok, burma, Saigon, Brazil) yang setelah direlease ternyata hampir selalu mampu mengalahkan ayam Burma, maka di sebut pakhoy=pemukul setan. Dengan ciri khas antara lain :
Memiliki kecepatan yang bagus. ( Menyesuaikan Ayam Birma yang rata – rata cepat)
Arah Serangan Ke Badan.(Ayam Birma mempunyai tulangan yang tipis)
Jika ada jarak keluarkan pukulan sawat / timpuk / tipam / gombel / pranggal. (Senjata Utama menyerang Birma yang selalu jaga jarak)
Pukul berat. (Ayam Birma tidak kuat menerima pukul berat kearah badan)
Selalu masuk mendekati lawan dari bawah (sangat rendah sehingga saat mendekat sulit di pukul sawat / timpuk / tipam / gombel).
Terkadang ada yang mau mematuk lawan di semua bagian tubuh. (Karena kepala ayam birma cepat dan sulit di patuk)
Ayam Pakhoe Merupakan pengembangan ayam BK biasa dengan teknik dan breeding yg saya juga belum ketahui krn dirahasiakan. Ayam ini dirancang untuk tarung dengan semua jenis trah sehingga ukuran bervariasi dr 3 kg – hingga yang jumbo. ayam assembled Tahiland selatan ini mempunyai kelebihan di banding BK bisa antara lain di langkah , tengok terutama Pukulannya yang sangat tajam dan panas (jauh diatas rata rata bk biasa). Yah inilah diskripsi singkat ayam Bk selatan alias Pakhoe.
Sumber : http://papaji.forumotion.com/t8556-ayam-pokhoe
Kaharuddin Anwarhttp://www.blogger.com/profile/13284372395690844300noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4653849335147941772.post-36285700419189347532013-01-17T02:30:00.000-08:002013-01-17T22:42:17.152-08:00Ciri Khas Ayam Burma<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidMVSDlFslwS4ANX37Qr1edsZ7pnJdMg-5nvEyYsaAR_Co_8pXe4AU8qQRhuIyJaM_ZTxchETW6rZA3IzsSaQw6B-nmYDVVA83iwJDUEKpVrYpKbxmq5gD2j5A3CHxNlY8k6lU_-OnCCs/s1600/Burmese_cockerel+%2528Ayam+Burma%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="240" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidMVSDlFslwS4ANX37Qr1edsZ7pnJdMg-5nvEyYsaAR_Co_8pXe4AU8qQRhuIyJaM_ZTxchETW6rZA3IzsSaQw6B-nmYDVVA83iwJDUEKpVrYpKbxmq5gD2j5A3CHxNlY8k6lU_-OnCCs/s320/Burmese_cockerel+%2528Ayam+Burma%2529.jpg" /></a></div>
Saya Suka Gaya Tarung Burma, untuk kelas 2,8 kg ke bawah aku pikir burma punya kelas yang tidak boleh di lihat sebelah mata, cara ayam tersebut memukul, menghindar dan intensitas pukulan yang bisa di bilang luar biasa. Namun sangat di sayangkan untuk ukuran yang melebihi 2.8 kg, ayam burma bisa dibilang belum mempunyai nama kecuali ada beberapa ayam yang sudah cross breeding sehingga mempunyai bentuk tubuh seperti ayam Thai, teknik tarung juga seperti Thai, daya tahan seperti ayam vietnam/saigon, tapi intensitas pukulan dan daya serang seperti ayam Burma itu sendiri. Namun jarang hal itu di dapat di kalangan saat ini, walaupun ada pastinya ayam tersebut di jauhi banyak orang di kalangan, namun tidak sedikit pula yang berhasil memenangkan pertarungan melawan ayam tersebut.
Secara Visual, bisa di lihat dari foto yang saya lampirkan, secara detail fisik ayam ini tentu sangat berbeda dengan jenis ayam aduan lainnya. Saya coba jelaskan sesuai dengan apa yang saya tau tentang ayam ini adalah:
Ayam Burma Ori ataupun F1 yang sudah di import ke luar negara asalnya
Berat badan ayam ini kurang lebih di bawah 3 kg
Postur tubuhnya pun mirip sekali dengan ayam kampung yang ada di negara kita
Tulangan ayam ini relative kecil ( kecuali sudah di Crossbreeding )
Mempunyai Jari kaki yang kecil dan panjang
Jenis bulu yang di miliki ayam ini adalah cenderung menjauhi warna ayam Thailand. Ayam Thailand memiliki warna dominan seperti Kuning Merah, Merah Hitam, atau pun hitam dan lainnya. Sementara ayam ini lebih kepada warna warna campuran dari merah, abu-abu, wido serta menjauhi warna primer ayam Thailand ( bangkok )
Ayam Ori ( asli ) Myanmar ini mempunyai gaya tarung yang unik yaitu, Nimpuk atau Nampar atau pranggal atau apapun itu sebutannya yang mendefiniskan bagaimana ayam ini bertarung tanpa mematuk kepala ataupun mematuk bagian tubuh lain sebelum memukul, jadi ayam ini berlaku spontan langsung memukul dan ini merupakan cara jitu untuk melukai tubuh lawan, kelebihan lain ayam ini adalah, mereka mempunyai sifat memukul tanpa mematuk. Dengan begitu mereka pun susah sekali untuk di patuk, cara ayam ini menghindar pun terbilang unik, ada yang dengan cara mundur sambil mukul, atau berlari kesamping sambil mukul, ngolong dan jarang sekali terlihat bermain rapat, sehingga untuk ayam ini sangat dianjurkan sekali permainan jangka pendek yang menggunakan Taji dengan catatan kita tau gaya tarung musuh seperti apa.
Kaharuddin Anwarhttp://www.blogger.com/profile/13284372395690844300noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4653849335147941772.post-10309745141793096912013-01-17T00:50:00.000-08:002013-01-17T22:52:22.615-08:00Jenis-Jenis Warna Bulu Ayam Petarung<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgD8-1iz1umR7rg3epvh1gLbe8MXm1MS-apfUJzhZ2J7ueTVy8JgfK0WqP2Ed0dF8ziMfEolO4gQawx2_ufZFaFYfJMkKrH1Ku3DC-tHcXzuS7CqYi3-QZFeI-PKNaWYe4Z8P8hNEYmhQY/s1600/Bangkok.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="240" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgD8-1iz1umR7rg3epvh1gLbe8MXm1MS-apfUJzhZ2J7ueTVy8JgfK0WqP2Ed0dF8ziMfEolO4gQawx2_ufZFaFYfJMkKrH1Ku3DC-tHcXzuS7CqYi3-QZFeI-PKNaWYe4Z8P8hNEYmhQY/s320/Bangkok.jpg" /></a></div>
Salah satu bagian menarik dari penampilan ayam aduan adalah warna bulunya. Warna bulu ayam jago begitu beragam. Ada beberapa penghobi yang justru suka mengoleksi berbagai warna tapi ada juga yang fanatik pada warna-warna tertentu.
Berikut adalah beberapa nama ayam berdasarkan corak dan warna bulunya:
*WIRING
Bulu ayam bangkok jantan yang paling populer dan berkelas adalah warna wiring. Corak warna ini adalah terdiri dari warna dasar hitam dengan bulu rawis leher dan rawis ekor berwarna kuning kemerahan. Jika warna rawis yang dominan adalah kuning keemasan, maka disebut sebagai WIRING KUNING. Jika warna rawis cenderung merah tua kecoklatan disebut WIRING GALIH.
*WANGKAS
Berbeda dengan wiring yang memiliki warna dasar hitam, ayam wangkas memiliki warna dasar yang hampir sama dengan rawisnya yaitu kuning kemerahan. Jika warna bulu cenderung kuning keemasan disebut WANGKAS EMAS dan jika warna lebih gelap kemerahan disebut dengan WANGKAS GENI.
*KLAWU
Warna klawu memiliki warna dasar abu-abu. Jika rawisnya berwarna gelap atau abu-abu kehitaman disebut dengan KLAWU KETHEK dan jika rawisnya berwarna kuning kemerahan disebut KLAWU GENI.
*BLOROK
Warna blorok adalah kondisi ketika bulu ayam berwarna totol-totol dan merupakan kumpulan dari berbagai warna. Warnak blorok yang sederhana biasanya hanya terdiri dari warna dasar putih bertotol hitam dengan rawis berwarna merah. Namun warna blorok akan dianggap istimewa jika kombinasi warna dasarnya lengkap, yaitu putih, hitam, merah dan hijau dengan rawis putih kemerahan. Warna ini disebut dengan BLOROK MADU.
*JRAGEM
Warna ini adalah warna hitam, berikut rawisnya. Jika kulit tubuh, paruh, mata serta sisiknya hitam semua disebut warna CEMANI. Untuk ayam bangkok jarang yang memiliki warna ini. Warna ini biasanya terjadi bila ada garis keturunan yang bersilangan dengan ayam kampung jenis Cemani.
*JALI
Warna jali adalah warna blorok yang merupakan campuran beberapa warna tapi dalam noktah atau garis-garis kecil. Ini berbeda dengan blorok yang cenderung berpola totol. Jarang ayam bangkok yang berwarna jali. Ada orang tertentu yang sangat memburu bangkok asli dengan warna ini karena kelangkaannya dan berkesan eksotis.
*PUTIH
Ayam bangkok dianggap berbulu PUTIH SETA bila ayam bangkok berbulu putih semua baik warna dasar maupun waris. Beberapa ayam jenis ini ada juga yang memiliki rawis warna lain tetapi warna dasarnya adalah putih.
Warna-warna ayam di atas adalah warna-warna utama. Dalam persilangan lebih lanjut bisa saja masing-masing warna memiliki varian yang beragam. Sebagian pengadu menganggap warna sebagai standar kualitas. Warna WIRING dan WANGKAS adalah warna paling berkelas dibanding warna-warna lain.Kaharuddin Anwarhttp://www.blogger.com/profile/13284372395690844300noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4653849335147941772.post-60513926802577853102013-01-17T00:33:00.000-08:002013-01-17T22:51:54.571-08:00Jenis-jenis Ayam Laga/Petarung<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh023uxOFwQFTLWVJN9XKIQTI9eubb12X-ts3ATsVIvvqjppIW0LzLQ28S2KAYAZzOXTT_iSg_shvWtPuW75CT33IklT1VeKSI_2Z1Qn4m9rb2ExEC17uL6aXgKQskH7oJLm0UH5c0cIZM/s1600/thai100_.JPG" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="240" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh023uxOFwQFTLWVJN9XKIQTI9eubb12X-ts3ATsVIvvqjppIW0LzLQ28S2KAYAZzOXTT_iSg_shvWtPuW75CT33IklT1VeKSI_2Z1Qn4m9rb2ExEC17uL6aXgKQskH7oJLm0UH5c0cIZM/s320/thai100_.JPG" /></a></div>
Ayam Jenis BK (bangkok) dari Thailand. Ayam jenis inilah yang paling populer dikalangan penghobi ayam petarung, karena dianggap ayam yang paling jalan otaknya (cerdas) saat bertarung.
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0UrAtMtk34jYAu2fTgY4tzTNMhJ6P-z8HCY1Fb-F4U03XMPIAn-IWK_JSrtH8v6OplIokugUcoxCD4XCstWrimQOzNyBO2fr2A7F3lVSn6gTgp8aQJUnovnnVLC-7HLuY2SB-DZR0hfo/s1600/DSCF2277.JPG" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="240" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0UrAtMtk34jYAu2fTgY4tzTNMhJ6P-z8HCY1Fb-F4U03XMPIAn-IWK_JSrtH8v6OplIokugUcoxCD4XCstWrimQOzNyBO2fr2A7F3lVSn6gTgp8aQJUnovnnVLC-7HLuY2SB-DZR0hfo/s320/DSCF2277.JPG" /></a></div>
Ayam jenis Brazilian,berasal dari negara Brazil. Ayam jenis ini di kenal dengan kecepatan pukulannya.
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIspqpR7C-z0pcZvfEOlY7ECgx7OGlcuGoQ3obV04YdHCK9CbSz9vc_XeiIRx1xMd4SGHy4vvr6FuXnoWpkgsonpLghbG_C8JxT4ZIk2DTyO23z58zlkKmHAlNIWo2s933SoyaOd5ZmEE/s1600/nnbnbbgfy_r.JPG" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="240" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIspqpR7C-z0pcZvfEOlY7ECgx7OGlcuGoQ3obV04YdHCK9CbSz9vc_XeiIRx1xMd4SGHy4vvr6FuXnoWpkgsonpLghbG_C8JxT4ZIk2DTyO23z58zlkKmHAlNIWo2s933SoyaOd5ZmEE/s320/nnbnbbgfy_r.JPG" /></a></div>
Ayam jenis Burma, jenis ayam petarung yang berasal dari Myanmar ini terkenal semangat bertarungnya yang luar biasa, dalam pertarungannya ayam jenis ini kebanyakan menggunakan pola menyerang, menyerang, dan menyerang.
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnaK4jKX08P3I3K8Pfh5UUL8gM7YySvnUGQN4e0PceQxs62tsN-ZBuknxyUUJL32LqYdz2Lx9QIC1zM6XB3At5UiUpbwQ_g1lbu98BuBtjv77OYgeCUN1qaVjF5Hp2qb114H6ifZJXdXY/s1600/DSC006361_966_.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="240" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnaK4jKX08P3I3K8Pfh5UUL8gM7YySvnUGQN4e0PceQxs62tsN-ZBuknxyUUJL32LqYdz2Lx9QIC1zM6XB3At5UiUpbwQ_g1lbu98BuBtjv77OYgeCUN1qaVjF5Hp2qb114H6ifZJXdXY/s320/DSC006361_966_.jpg" /></a></div>
Ayam jenis Siam, kebanyakan ayam jenis ini adalah ayam yang pantang menyerah dalam pertarungan, mempunyai pukulan yang cukup keras dan kecepatan yang standar, serta tekhnik bertarung yang paling variatif.
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsCpnOkL4b1muhhV3uD9sZCNePVRm-RgL3KNfWK5ff8LzsoQfWCvJxYj5qs5I1wSqG5cH4hyNtgLkJGfnOibnIFhUuOdBp3Tkpci2kTiDa3REmfDK5VSFvexkGF0JG_n3_8eUr475R4HM/s1600/COCHEIRA_tnk03_081.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="240" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsCpnOkL4b1muhhV3uD9sZCNePVRm-RgL3KNfWK5ff8LzsoQfWCvJxYj5qs5I1wSqG5cH4hyNtgLkJGfnOibnIFhUuOdBp3Tkpci2kTiDa3REmfDK5VSFvexkGF0JG_n3_8eUr475R4HM/s320/COCHEIRA_tnk03_081.jpg" /></a></div>
Ayam jenis Shamo, Berasal dari negara Jepang. Ayam jenis inilah yang mempunyai ciri fisik yang paling Atletis dengan tegakan 90' pada saat berdiri. Dan terkenal dengan Keakuratan pukulannya yang lebih baik daripada jenis ayam petarung yang lain.
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXsMQ1R9gbBsI2GN3R1TJgRAcB6h6AtFAerdXZdWQkJykFCx25jOBEN8YHNrzFgTXOmYcaFNrl8e0fAeVT5_cTMX_lZ4N8Q24MlzdV-n-0WEfbxoaTw9rS8ugFnuDLoOLutSLcE2iwGg8/s1600/homepage.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="240" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXsMQ1R9gbBsI2GN3R1TJgRAcB6h6AtFAerdXZdWQkJykFCx25jOBEN8YHNrzFgTXOmYcaFNrl8e0fAeVT5_cTMX_lZ4N8Q24MlzdV-n-0WEfbxoaTw9rS8ugFnuDLoOLutSLcE2iwGg8/s320/homepage.jpg" /></a></div>
Ayam jenis Saigon, berasal dari negara Vietnam. Jenis ini terkenal dengan Ketahanan dan Kekuatan pukulannya yang paling bagus daripada jenis ayam aduan lainnya.
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWxOEmsgjxUhl3PqH4olnmsFenCgMAaxp3rC0lLI0OZ7VAaau9z92CsQdsZ5uhnmVQtMob7tt4sxLIeb5CXTHR17KNtMbJbUq533VSBaE9wyJACW5SG750M6F13pEXP5XQY517OcQWEZM/s1600/001O0529cQa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="240" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWxOEmsgjxUhl3PqH4olnmsFenCgMAaxp3rC0lLI0OZ7VAaau9z92CsQdsZ5uhnmVQtMob7tt4sxLIeb5CXTHR17KNtMbJbUq533VSBaE9wyJACW5SG750M6F13pEXP5XQY517OcQWEZM/s320/001O0529cQa.jpg" /></a></div>
Ayam jenis Philipine, berasal dari negara Filipina. Di kenal dengan kecepatan geraknya, karena ayam ini termasuk jenis ayam aduan taji (pisau) dan banyak ayam jenis aduan taji lain yang rata-rata mempunyai ciri fisik dan kecepatan hampir sama dengan ayam ini. Kaharuddin Anwarhttp://www.blogger.com/profile/13284372395690844300noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4653849335147941772.post-75533013039727042012013-01-15T22:22:00.000-08:002013-01-17T22:46:46.158-08:00Ketika Penyakit gumboro susah untuk diobati Anda mungkin pernah mengalami ternak-ternak ayam anda yang terkena penyakit gumboro sangat sulit untuk disembuhkan meskipun telah diobati dengan berbagai macam obat-obatan baik obat-obatan tradisional maupun obat-obatan kimia. Nah untuk sekedar informasi cara pencegahannya silahkan baca artikel di bawah ini:
Seperti diketahui untuk menggapai performa optimal, kesehatan ayam harus terjaga prima. Oleh karena itu, menjaga kesehatan ayam dari serangan penyakit adalah hal yang mutlak. Tugas tersebut tidaklah selalu mudah karena seiring dengan waktu, masing-masing penyakit juga mengembangkan cara sendiri untuk menembus pertahanan yang dibuat peternak. Hal ini diperlihatkan dari beberapa penyakit yang masih tetap eksis di Indonesia, salah satunya ialah Gumboro.
Gumboro (infectious bursal disease/IBD), penyakit yang muncul pertama kali di daerah Dellaware (Amerika Serikat) di tahun 1957 ini, masih tetap ada hingga kini di Indonesia. Seluruh tipe ayam mulai dari pedaging, petelur, pembibit, pejantan dan juga buras rentan terhadap Gumboro.
Menelusuri catatan penyakit di Indonesia, kita akan menemukan bahwa Gumboro sempat menyebabkan outbreak di tahun 1991. Adalah strain very virulent infectious bursal disease (vvIBD) yang menyebabkan outbreak tersebut. Virus ini juga menyebabkan outbreak Gumboro di Eropa tahun 1987. Pada outbreak di Indonesia, tingkat kesakitan mencapai 100% sedangkan tingkat kematian hingga 30% pada pedaging dan 60% pada petelur (Ignatovic et al., 2003)
Semenjak itu, kejadiannya berlangsung sporadik (tidak teratur dan tersebar) di Indonesia hingga sekarang. Data Technical Service Medion memperlihatkan bahwa Gumboro selalu berada di 10 besar penyakit selama 2006-2009 baik di ayam pedaging maupun petelur. Hal ini mengindikasikan penyakit ini masih tetap mengintai di sekitar kita.
Kenali Penyebab Gumboro
Penyakit ini disebabkan oleh virus IBD yang berasal dari famili (keluarga) virus Birnaviridae dan genus Avibirnavirus. Virus ini memiliki dua serotype yaitu I dan II. Hanya serotype I yang patogenik (menimbulkan sakit) pada ayam. Serotype II menyerang kalkun dan tidak patogenik pada ayam.
Virus Gumboro dengan mikroskop elektron
(Sumber : www.answers.com)
Struktur virus ini tidak beramplop, berbentuk simetris ikosahedral dan berisi dua utas rantai RNA (Ribonucleic Acid) (en.wikipedia.org). Dikarenakan tidak beramplop, virus ini memiliki kelebihan yaitu lebih stabil terhadap perubahan di lingkungan. Virus Gumboro tetap stabil dalam rentang pH yang luas (2-8), terpapar enzim proteolitik di usus seperti tripsin dan panas (60oC selama 30 menit tetap infektif) (MacLachlan dan Stott, 2004). MacLachlan dan Stott (2004) juga menyatakan bahwa virus IBD masih bisa ditemukan di kandang yang telah dipanen lebih dari 100 hari (tanpa didesinfeksi). Juga tahan terhadap sebagian besar golongan desinfektan kecuali Formades, Desinsep, Sporades, Antisep dan Neo Antisep.
Virus Gumboro hanya ditularkan secara horisontal dengan media penular utama ialah feses. Virus IBD di dalam feses masih infektif (mampu menginfeksi ayam lain,red) hingga 122 hari setelah dieksresikan (dikeluarkan) oleh ayam. Sedangkan virus di dalam air minum dan pakan ayam masih infektif hingga 52 hari setelah dieksresikan. Tempat air minum, pakan, kandang dan benda-benda lain juga dapat berperan sebagai media penular jika terkontaminasi feses yang mengandung virus Gumboro.
Transmisi virus secara vertikal (dari induk ke anak atau via telur) tidak terjadi. Begitupun dengan ayam yang carrier atau ayam yang membawa virus tapi tidak sedang sakit Gumboro, juga tidak ditemukan sehingga ayam yang sembuh dari Gumboro tidak berpotensi menularkan virus ke lingkungan.
Anak ayam berumur 22-35 hari ternyata paling rentan terhadap serangan Gumboro. Keterangan ini diperkuat dengan data Technical Service Medion selama tahun 2006-2009 yang menyebutkan Gumboro paling sering menyerang ayam pedaging umur 22-28 hari dan ayam petelur umur 29-35 hari (Grafik 1).
Grafik 1. Rata-rata Sebaran Umur Infeksi Gumboro pada Ayam Pedaging dan Petelur (dalam Persen)
Sumber : Data Technical Service Medion, 2010
Immunosuppressive
Immunosuppressive menjadi karakteristik yang paling dikhawatirkan dari infeksi Gumboro. Hal ini dikarenakan virus ini akan menyerang sistem kekebalan tubuh ayam khususnya organ bursa Fabricius yang terletak di bagian atas lubang dubur (kloaka) ayam. Bursa Fabricius dapat ditemukan hingga 6 bulan, meski begitu pada umur lebih muda (4-5 bulan) bisa saja organ ini sudah tidak ditemukan karena proses menghilangnya organ ini turut dipengaruhi oleh hormon reproduksi.
Bursa Fabricius merupakan tempat berkumpulnya sebagian besar sel limfosit B (salah satu sel darah putih) yang belum matang (immature). Sel ini akan mengalami pematangan di bursa Fabricius. Selain di bursa Fabricius, sel ini juga terdapat di thymus dan limpa dengan jumlah yang jauh lebih sedikit. Limfosit B yang matang kemudian bila bertemu dengan antigen (bibit penyakit) akan teraktivasi dan membentuk antibodi sebagai tanggap kebal ayam.
Sayangnya, virus Gumboro menyerang sel limfosit B yang belum matang ini sehingga terjadi penurunan jumlah limfosit B yang matang. Keadaan ini berimbas pada menurunnya jumlah antibodi yang terbentuk sehingga disebut immunosuppressive (keadaan dimana tanggap kebal tubuh tertekan) dan menjadi karakteristik dari penyakit Gumboro. Secara patologi anatomi, hal ini akan tampak sebagai kerusakan bursa Fabricius termasuk beberapa organ kekebalan lain seperti thymus dan limpa meski dalam taraf yang lebih ringan.
Gejala Klinis dan Patologi Anatomi Kasus Gumboro
Berdasarkan penampakan gejala klinisnya, Gumboro dibedakan menjadi dua yaitu subklinis dan klinis :
1. Gumboro subklinis
Seperti namanya, Gumboro ini tidak menampakkan gejala klinis. Penyakit ini biasa terjadi pada ayam yang berumur kurang dari 3 minggu. Meski tidak menampakkan gejala klinis, Gumboro subklinis dapat dideteksi dengan beberapa cara yaitu:
Recording bisa menjadi alarm peringatan dini yang baik karena bisa mendeteksi adanya penurunan produktivitas ayam misalnya penurunan laju pertambahan bobot badan. Tanda ini mengindikasikan ada gangguan pada tubuh anak ayam.
Pengambilan sampel darah anak ayam di umur 1-4 hari dimana anak ayam dengan titer antibodi (induk,red) rendah beresiko terserang Gumboro subklinis.
Bedah bangkai. Tindakan ini akan meneguhkan terjadinya infeksi Gumboro subklinis dimana akan ditemukan atrofi (mengecilnya ukuran) bursa Fabricius khususnya sebelum 20 hari dimana bursa Fabricius seharusnya membesar.
Gumboro subklinis menyerang bursa Fabricius ketika perkembangan jumlah limfosit B di bursa Fabricius sangat pesat. Gangguan pada fase ini sulit dikompensasi di umur selanjutnya. Jika sudah begitu, tubuh ayam tidak bisa membentuk antibodi secara optimal sehingga ayam dalam kondisi immunosuppressive yang lama. Kondisi ini akan membawa gangguan-gangguan antara lain:
Ayam menjadi rentan terhadap berbagai macam infeksi sekunder. Infeksi tersebut bisa berasal Pasteurella multocida, Mycoplasma gallisepticum, virus ND, IB, AI dan sebagainya. Jika terjadi kematian maka akan berlangsung lama dengan jumlah yang meningkat dari hari ke hari.
Kegagalan vaksinasi disebabkan oleh ketidakoptimalan tubuh ayam menggertak antibodi terhadap virus vaksin yang masuk. Gejala yang paling sering ditemui ialah reaksi post vaksinasi yang lebih besar terutama pada vaksinasi menggunakan vaksin aktif
Meski tidak menimbulkan kematian (kecuali ada infeksi sekunder), Gumboro subklinis tetap menimbulkan kerugian. Penelitian pada farm pedaging komersial di Eropa menunjukkan infeksi Gumboro subklinis menyebabkan kerugian 28% dibanding farm yang sehat. Kerugian ini berasal dari penurunan pertambahan bobot badan, peningkatan FCR dan sebagainya.
2. Gumboro klinis
Gumboro ini biasanya menyerang ayam di atas umur 3 minggu. Gumboro ini dapat dideteksi dengan gejala klinis berupa diare putih, bulu kusam, ayam sering mematuki bulu di sekitar dubur, peradangan di sekitar dubur, gemetar dan ayam tampak lesu. Gejala ini akan tampak 2-3 hari setelah infeksi (masa inkubasi).
Tingkat kematian karena infeksi ini bervariasi antara 0,5–60%. Kematian mulai terjadi sejak hari kedua infeksi lalu meningkat terus hingga 2-3 hari kemudian dan akan menurun secara cepat pada hari ke-7 atau ke-8 (pemulihan kurang dari 1 minggu).
Pada bedah bangkai, akan ditemukan pembengkakan dari bursa Fabricius disertai edema, kekuningan dan kadang-kadang berdarah terutama pada ayam yang telah mati. Juga terdapat pembesaran limpa dan buluh darah serta perdarahan garis di otot dada dan paha sering terjadi. Ditemukan pula pembengkakan ginjal disertai endapan asam urat (warna putih,red) di tubulus akibat dari dehidrasi (kekurangan cairan).
Gambar Gumboro klinis. Ayam meringkuk (A), pada bedah bangkai ditemukan perdarahan bergaris di otot paha (B), peradangan dan pembengkakan bursa Fabricius (C) pembengkakan ginjal (D)
(Sumber : Tony Unandar)
Update Gumboro
Berbicara tentang Gumboro berarti membicarkan gangguan tanggap kebal tubuh ayam yaitu immunosuppressive. Dalam keadaan immunosuppressive ayam mudah terserang penyakit lain semisal CRD, CRD kompleks, colibacillosis, ND, AI, kolera, korisa dan lain-lain. Data Technical Services Medion sepanjang tahun 2006-2009 memperlihatkan bahwa penyakit CRD dan juga ND adalah penyakit yang paling sering muncul bersama Gumboro. Pada ayam pedaging tercatat juga Gumboro sering berkomplikasi dengan CRD kompleks, korisa dan colibacillosis sedangkan di ayam petelur ada korisa, koksidiosis dan kolera. Di antara penyakit tersebut, komplikasi ND dan Gumboro perlu diperhatikan karena keduanya disebabkan virus yang hingga kini belum ada obatnya sehingga memerlukan keputusan yang cermat saat melakukan penanganan.
Penanganan Kasus Gumboro
Saat terjadi kasus Gumboro, pertimbangkan baik-baik mana yang lebih dahulu ditangani. Jika terjadi komplikasi dengan penyakit lain, umumnya penanganan kasus Gumboro lebih diprioritaskan dibanding kasus lain dengan alasan immunosuppressive. Berikut adalah tindakan yang dapat dilakukan jika ada kasus Gumboro :
1. Isolasi, desinfeksi dan pengeluaran feses
Penyakit Gumboro sangat mudah menular dengan tingkat morbiditas (kesakitan) mencapai 100%. Tingginya tingkat morbiditas ini ditunjang dengan adanya ayam sakit yang terus mengeluarkan partikel virus serta keberadaan virus di feses. Oleh karena itu, lakukan pemisahan ayam yang sakit. Juga jika memungkinkan keluarkan feses (dan litter,red) saat terjadi outbreak Gumboro untuk menghilangkan sumber penularan virus (yang bersembunyi di feses,red).
Tempat minum ayam (TMA dan TMAO) dan tempat ransum ayam (TRA) perlu didesinfeksi dengan Neo Antisep. Desinfeksi air minum juga perlu dilakukan dengan menggunakan Neo Antisep atau bisa juga dengan Desinsep.
2. Terapi pendukung (supportive therapy)
Berikan air gula 2-5% untuk memulihkan stamina ayam. Tambahkan vitamin (Vita Stress atau Fortevit) serta menghidupkan pemanas/ IGM untuk meringankan gejala penyakit dan mengurangi tingkat stres ayam.
Pada kasus Gumboro yang mengalami pembengkakan ginjal, berikan Gumbonal untuk membantu meringankan gejala penyakit. Antibiotik spektrum luas seperti Proxan-C, Proxan-S atau Doctril (pilih salah satu) dapat digunakan untuk mencegah infeksi sekunder. Tindakan revaksinasi tidak dianjurkan mengingat tidak optimalnya tanggap kebal ayam.
Pencegahan Kasus Gumboro Selanjutnya
Setelah Gumboro berlalu, peternak harus mengevaluasi beberapa hal agar kasusnya tidak terulang kembali. Beberapa yang bisa dilakukan untuk mencegah terulangnya kasus Gumboro :
1. Mengoptimalkan masa persiapan kandang
Optimalisasi masa persiapan kandang dapat membantu mengeliminasi virus Gumboro. Lakukan desinfeksi kandang dengan baik dan benar mulai dari penurunan litter dan pengeluaran feses dari farm. Kemudian kandang disikat dan disabun lalu lalu dibiarkan hingga kering. Lalu didesinfeksi dengan Formades atau Sporades.
Sanitasi juga peralatan kandang dengan Neo Antisep misalnya TMA, TRA dan TMAO. Lalu dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Hindari mengeringkan dengan sinar matahari agar tidak merusak peralatan. Terakhir, taruh peralatan kandang yang sudah disanitasi dalam kandang yang sudah didesinfeksi. Tutup tirai kandang dan istirahatkan selama minimal 14 hari sebelum chick in. Jangan lupa untuk melakukan penyemprotan insektisida untuk mengeliminasi kumbang Alphitobius diaperinus yang berperan menyebarkan virus Gumboro (vektor).
Kumbang Alphitobius diaperinus yang berperan sebagai vektor Gumboro
(Sumber : entnemdept.ufl.edu)
2. Evaluasi program vaksinasi
Ada dua hal yang perlu diperhatikan saat mengevaluasi program vaksinasi yaitu cara memvaksinasi, kapan vaksinasi dilakukan dan vaksin apa yang digunakan. Untuk itu, diperlukan recording yang baik.
Ambil contoh jika di suatu farm pedaging komersial sering terjadi kasus Gumboro di umur 24-26 hari. Tingkat kematian sebesar 9% sedangkan vaksinasi hanya sekali dengan Medivac Gumboro B umur 18 hari. Pertanyaannya apakah yang dilakukan sudah tepat ?
Tindakan di atas masih belum tepat. Evaluasi pertama ialah terlalu dekatnya jarak waktu kejadian penyakit dengan waktu vaksin (+7 hari). Padahal antibodi hasil vaksinasi aktif paling cepat baru mencapai titer protektif pada +14 hari post vaksinasi. Saran yang diberikan ialah memajukan vaksinasinya menjadi di umur 10 hari. Bila pada periode pemeliharaan berikutnya masih terjadi kasus Gumboro, ubah kembali program vaksinasi menjadi 7 dan 14 hari dengan Medivac Gumboro A.
Evaluasi juga dilakukan terhadap jenis vaksin yang digunakan. Untuk tingkat kematian yang tinggi (>5%), Medivac Gumboro A lebih tepat digunakan sehingga saran yang diberikan ialah mengganti jenis vaksin dengan Medivac Gumboro A di umur 10 hari.
Untuk farm pedaging yang rawan Gumboro pada umur >3 minggu sekaligus rawan ND bisa dilakukan program Medivac ND-Gumboro Emulsion dan Medivac ND Hitchner B1 di umur 4 hari. Di umur 7 hari divaksin dengan Medivac Gumboro A
Keterangan :
* Medivac Gumboro A untuk daerah yang sering terserang Gumboro pada umur 3 minggu
** Medivac Gumboro A atau Medivac Gumboro B di daerah yang sering terserang penyakit Gumboro pada umur lebih dari 3 minggu. Gunakan Medivac Gumboro A jika wabah disebabkan virus Gumboro yang sangat ganas dengan kematian lebih dari 5%
*** Vaksinasi ulang ayam petelur pada masa produksi dapat menggunakan vaksin aktif atau inaktif. Agar penentuan waktu vaksinasi lebih tepat sebaiknya dilakukan monitoring titer antibodi tiap bulan
Bagian Research and Development Medion (2010) telah melakukan trial Medivac ND-Gumboro Emulsion pada ayam pedaging. Pada umur 4 hari ayam divaksin dengan Medivac ND-IB dan Medivac ND-Gumboro Emulsion. Kemudian di umur 11 hari dengan Medivac Gumboro A dan dilanjutkan pada umur 22 hari dengan Medivac ND Clone 45. Dari trial tersebut didapatkan hasil bahwa program vaksinasi kombinasi aktif inaktif menggunakan Medivac ND-Gumboro Emulsion mampu menggertak antibodi ND dan Gumboro (Grafik 2 dan 3). Titer antibodi ND dan Gumboro mencapai titer protektif 3 minggu sejak vaksinasi Medivac ND-Gumboro Emulsion (umur 4 hari)
Semoga dengan informasi yang telah disampaikan kasus Gumboro tidak lagi membandel.
(sumber: infomedion.co.id) Kaharuddin Anwarhttp://www.blogger.com/profile/13284372395690844300noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4653849335147941772.post-55107360656004456132013-01-04T19:42:00.000-08:002013-01-17T22:53:20.130-08:00Mempersiapkan proses pengeraman untuk ayam aduan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNxKvgB83fd0dWDvG6Q98QgCz9imLFxWYFSjemUpAdsLkz5CxUE8xFnSeQL7JJOfpEDu7gBc1xv5lxMiGR_-ZlVpRHap4nY6SZ6Hyal7PYHCIxi5w8UqdzSFk1r2j9QuSXNiILgswZNj8/s1600/proses_pengeraman.jpeg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="183" width="275" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNxKvgB83fd0dWDvG6Q98QgCz9imLFxWYFSjemUpAdsLkz5CxUE8xFnSeQL7JJOfpEDu7gBc1xv5lxMiGR_-ZlVpRHap4nY6SZ6Hyal7PYHCIxi5w8UqdzSFk1r2j9QuSXNiILgswZNj8/s320/proses_pengeraman.jpeg" /></a></div>
Untuk mendapatkan ayam aduan yang unggul kita harus mempersiapkan proses pengeraman dengan baik agar anakan yang dihasilkan bisa sehat dan bagus. Tahapan persiapan bias dilakukan dengan melakukan metode berikut :
Telur yang akan ditetaskan harus diseleksi terlebih dahulu, jangan pilih telur yang ukurannya terlalu besar atau terlalu kecil, pilih ukuran telur yang sama besar satu dengan yang lainnya.
Kulit telur harus bersih, tidak kotor atau tidak pecah. Hal ini akan memperngaruhi indukannya, karena indukan akan cenderung mematuk telur yang kotor atau pecah.
Sebelum ditetaskan, sebaiknya telur tidak disimpan lebih dari 14 hari, apalagi pada musim panas. Sebaiknya diperiksa apakah suhu yang dihasilkan indukan untuk penetasan bias mencapai suhu 50-60 derajat Fahrenheit dan tidak boleh lebih dari 65 derajat Fahrenheit atau sekitar 38,3 derajat celcius. Kelembaban dalam ruangan sebaiknya diatur hingga mencapai 80 % – 90 % untuk memberikan kesejukan pada indukan, atau taruh sarang eram berdekatan dengan air.
Sebelum mengerami, indukan betina sebaiknya dijaga kesehatan dan staminanya agar pada saat mengerami kondisinya tidak droop dan ayam tidak mudah lelah selama proses pengeraman.
Pada saat musim kemarau, ayam betina tidak akan menetaskan telur dengan baik, tingginya suhu akan membuat ayam betina mudah lelah. Untuk mengatasinya kita harus menyemprotkan air pada induk tersebut pada pagi dan sore hari agar ayam tidak mudah lelah dan tidak mudah turun dari sarang eramnya.
Bila ayam betina tidak mau mengerami telur atau ragu-ragu untuk mengerami telur, cobalah ganti dengan telur dari betina lainnya atau mengakalinya dengan telur palsu agar dierami. Upaya ini dilakukan untuk mencegah telur-telur yang dipiliih dipatuk indukan. Jika selama 1-2 hari indukan tersebut mau mengerami telurtersebut maka segera ganti telur tersebut dengan telur yang sudah kita pilih.
Telur 1-2 dari indukan sebaiknya tidak ditetaskan karena biasanya telur tersebut tidak berkualitas. Satu induk ayam bias menerami antara 10-12 butir telur atau tergantung kemampuan ayam menutupi seluruh telur dengan badan dan bulu-bulunya. Jika indukan memproduksi telur melebihi kapasitas eramnya, segera pindahkan telur tersebut untuk dierami oleh indukan lainnya. Induk akan mengerami telurnya sepanjang malam dan akan mencari makan pada pagi hari. Ketika siang hari, ayam akan mengerami telur selama kurang lebih 2 jam, kemudian turun untuk mencari makan. Setelah cukup makan ia akan kembali mengerami telurnya kembali, setelah kurang lebih 2 jam , indukan tersebut akan mencari makan kembali, demikian seterusnya hingga sepanjang hari.
Pada saat proses pengeraman, sebaiknya siapkan makanan dan minuman didekat tempat pengeraman agar indukan tidak terlalu lama meninggalkan tempat pengeraman untuk mencari makanan. Jangan sampai membiarkan indukan ayam kelaparan karena hal ini akan menurunkan naluri indukan tersebut untuk mengerami telurnya. Selain itu jika indukan ayam terlalu banyak diganggu, maka akan meninggalkan sarang eram mereka dan tidak mau lagi mengerami telurnya.Kaharuddin Anwarhttp://www.blogger.com/profile/13284372395690844300noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4653849335147941772.post-89198089189136476312012-12-29T18:36:00.000-08:002013-01-17T22:45:20.274-08:00 Cara mempercepat rontoknya bulu ayam yang sedang mabung<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLpdvuMZ9-yGcwM9gP7LRxvRt37xoOQp0lW-ExNTTeOZTJtz26ZSB3uZ1BAY7wv3YLDwWQRqMZ2wcSSQybbPsDhcTa3Rj0xeOSy9t6mbNaCIOWDQ-ntT3bw7bzmDd9wqTRNOXGk3wmEUs/s1600/ganti+bulu.jpg" imageanchor="1" style="clear:right; float:right; margin-left:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="239" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLpdvuMZ9-yGcwM9gP7LRxvRt37xoOQp0lW-ExNTTeOZTJtz26ZSB3uZ1BAY7wv3YLDwWQRqMZ2wcSSQybbPsDhcTa3Rj0xeOSy9t6mbNaCIOWDQ-ntT3bw7bzmDd9wqTRNOXGk3wmEUs/s320/ganti+bulu.jpg" /></a></div>
Proses pergantian bulu pada ayam yang sedang mabung memang cukup lama, kadang saya sampai bosan dan gak sabar menunggunya. Dalam kondisi mabung pola bertarung akan berubah, karena bulu-bulu yang sedang tumbuh di sekitar leher, punggung, maupun ekor masih belia dan mengandung darah. Dalam keadaan ini ketika terkena patukan ayam atau kena pukul akan mengakibatkan luka pada bulu yang sedang tumbuh. Kadang ayam merasa geli atau risih ketika kita pegang apalagi kalau sedang di abar. Pengalaman dari Pakde ... ayamnya yang sedang mabung di coba dengan ayam lebih muda, hasilnya ayam tidak terlalu agresif dan cenderung lemas tenaganya, hanya beberapa menit ayam ini pun lari. Dari kasus di atas mungkin tidak hanya saya atau pakde ... yang mengalami, beberapa penghobi ayam aduan lainnya bisa saja mengalami pengalaman serupa.
Nah dari hasil uji coba yang dilakukan beliau menuturkan bagaimana cara mempercepat rontoknya bulu ayam jago ketika mabung sehingga proses mabung menjadi lebih cepat. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
Ayam yang sedang mabung dikurung, dengan kondisi kurungan tertutup kain. Seperti burung murai yang berada dalam kurungan di krakap kain.
Biarkan selama 1 minggu jangan pernah di pindahkan dari kurungan dan jangan di buka krakapnya. Krakap dibuka hanya ketika diberi makan dan minum saja.
Beri makan "Krese" mungkin anda menyebutnya udang rebon.
Selama proses ini kotoran ayam tidak usah dibersihkan, dan sekali lagi krakap jangan dibuka. Tujuannya adalah agar tekanan kelembaban / suhu angat dalam kurungan tidak keluar. Hal inilah yang menyebabkan proses rontoknya bulu.
Setelah kurang lebih 1 minggu bulu-bulu yang lama rontok akan berganti dengan yang baru, krakap sudah boleh dibuka.
Untuk mempercepat tumbuhnya bulu, beri suplemen minyak ikan satu butir perhari, berikan selama tiga hari saja, karena jika terlalu banyak biasanya bulu yang tumbuh terlalu lembut dan lemas.
Kaharuddin Anwarhttp://www.blogger.com/profile/13284372395690844300noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4653849335147941772.post-41417903669331345332012-12-15T19:41:00.002-08:002012-12-15T19:41:47.126-08:00Cara melatih ayam bangkok supaya otot-ototnya kuat <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjF9tA2GyR6bv9qrSpyYIKxMeT9HHxhTkn9w-F1eUwVpvG7NPWd3ZZq7wHVbaReyxEzZLEjk6WFLhZ43o8rtQPMvxAcogujVV5_BCi6MJhhPZttAZHmyqmg1UKauO2mWXIP3MqXle8vJ8k/s1600/melatih+otot-otot+ayam+bangkok+supaya+kuat.jpeg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="153" width="204" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjF9tA2GyR6bv9qrSpyYIKxMeT9HHxhTkn9w-F1eUwVpvG7NPWd3ZZq7wHVbaReyxEzZLEjk6WFLhZ43o8rtQPMvxAcogujVV5_BCi6MJhhPZttAZHmyqmg1UKauO2mWXIP3MqXle8vJ8k/s320/melatih+otot-otot+ayam+bangkok+supaya+kuat.jpeg" /></a></div>
Melatih ayam bangkok supaya otot-otonya kuat banyak sekali variasiya, cara paling benar adalah dengan sering main ke arena gelanggang & ke kandang teman-teman sesama pecinta ayam bangkok , maka kita akan dapat menyerap ilmu yg diterapkan. Latihan dasar untuk pembentukan otot ayam bangkok polanya & cara bermacam-macam.
Cara 1: Untuk menguatkan kuda-kuda ayam bangkok & otot sayap ada yg memasukkan ayam bangkok dlm kurungan kemudian digantung 1 m dgn tali & diputar perlahan, biasakan ayam bangkok dlm kondisi tersebut tiap hari selama 5 jam.
Cara 2: Tiap malam ayam bangkok ditaruh pada tali karet/ tali tambang yg lentur & selalu bergerak sehingga kaki ayam bangkok akan terbiasa mencengkeram kuat & selalu terjaga untuk tidak terjatuh.
Cara 3: Dengan cara mengkondisikan ayam bangkok selalu loncat ke atas sampai beberapa kali, caranya yaitu pada sore/malam hari ayam bangkok dimasukkan ke gulungan karet dgn diameter 1 m dgn tinggi 70 cm (bisa pakai karet geber), ayam bangkok yg dimasukkan akan berusaha keluar & meloncat ke bibir karet masukkan lagi sampai beberapa kali.
Yang terpenting adl porsi latihan yg disesuaikan dgn kondisi ayamnya yg diimbangi dgn ransum & suplemen vitamin yg berimbang. Jika latihan tidak terukur maka justru akan merusak ayam Bangkok. Teknik melatih & merawat ayam bangkok bisa berbeda tetapi tujuannya sama untuk meningkatkan kualitas ayam Bangkok.
(sumber: buka-mata.blogspot.com)Kaharuddin Anwarhttp://www.blogger.com/profile/13284372395690844300noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4653849335147941772.post-3345359444314695782012-12-15T19:40:00.001-08:002012-12-15T19:40:04.292-08:00Pola pemberian pakan pada ternak ayam bangkok Pola makan dan suplemen ayam harus kita jaga sebaik-baiknya dengan teratur dan disiplin, sehingga saat memperoleh latihan senam dan jajal, ayam tidak akan mengalami kekurangan gizi (sakit kuning). Untuk pemberian makanan pokok / utama, dapat dibedakan untuk jenis ayam yang akan kita latih :
Tipe Ayam Jalu,
Makanan utama harus banyak mengandung karbohidrat, akan tetapi tidak perlu mengandung terlalu banyak protein dan lemak. Ayam jalu memerlukan kelincahan pukulan sehingga kandungan karbohidrat yang terpenting untuk tenaga, sedang kandungan lemak dan protein hanya akan membuat ayam mengalami peningkatan berat badan dan pembentukan otot yang tidak terlalu diperlukan. Makanan yang biasa diberikan adalah gabah rendaman murni ataupun campuran gabah jagung dengan perbandingan 3:1.Pemberian makan utama sama dilakukan seperti di atas.
Tipe Pukul,
Makanan yang diberikan harus lebih banyak mengandung unsur karbohidrat dan protein untuk memperkuat otot2nya. Kandungan lemak juga penting untuk ayam tipe pukul untuk cadangan tenaganya. Makanan utama yang biasa kami berikan adalah Jagung yang telah direndam semalaman ataupun campuran antara Jagung gabah dengan perbandingan 1:1. Pemberian makanan utama diberikan di pagi hari setelah menerima latihan senaman dan di sore hari setelah menerima latihan lari. Bila di Sore hari ayam menerima latihan jajal, maka makan sore tidak perlu dilakukan.
Dalam pemberian makanan, takaranya tidak perlu terlalu banyak sampai2 tembolok ayam sangat besar, akan tetapi diberikan sesuai dengan ukuran berat badannya, yang bisa diberikan dengan perbandinga berat badan dengan makanan adalah 15-20:1 sesuai dengan kebutuhannya. Dengan kata lain bila berat badan ayam adalah 4kg, maka sekali makan bisa diberikan sebanyak 200-250gram sesuai dengan tingkat nafsu makan ayam. Dan jangan lupa untuk memberikan ayam minum setelah makanan utamanya dihabiskan.
Makanan/Vitamin Suplemen
Makanan/Vitamin Suplemen biasanya diberikan di malam hari tepat sebelum ayam tidur di malam harinya, hal ini ditujukan agar seluruh kandungan gizi yang diberikan dapat terserap dengan baik pada ayam. Makanan dan vitamin suplemen yang diberikan rutin setiap harinya adalah sebagai berikut:
Vitamin lengkap A,B Compex,C,D,E,K yang diberikan masing2 1 butir. Vitamin yang diberikan tidak perlu vitamin yang mahal, bisa menggunakan vitamin yang alami yaitu :
1/2 jempol gula merah yang dilunakkan dengan air (Untuk tambahan karbohidrat)
1/4 atau 1/2 buah Tomat. (Untuk menyegarkan dan membantu pencernaan ayam)
1 Butir telur puyuh bulat yang telah direbus. (Untuk tambahan protein). Untuk tipe ayam jalu pemberian telur puyuh rebus bisa diperjarang menjadi 2-3 hari sekali.
Suplemen yang diberikan 4-5 hari sekali (sebaiknya di malam setelah ayam memperoleh latihan jajal):
1 butir pil minyak ikan. (Untuk mempercepat pertumbuhan dan memperkuat bulu)
1 butir pil kalq. (Untuk memperkuat tulangan)
1/4 jempol kunyit (Untuk membantu pencernaan dan menyehatkan perut ayam)
Bila kita ingin memperoleh hasil yang lebih maksimal, seminggu sekali ayam bisa diberikan suplemen Brands sari pati ayam sebanyak 1 buah sendok teh. Akan tetapi pemberian ini tidak terlalu diperlukan hanya ditujukan untuk memaksimalkan pemberian makanan.
Perlu diingat bahwa, selama periode training sebelum turun ke gelanggan, latihan senam dan jajal yang kita lakukan pada ayam akan sangat sangat menguras tenaga ayam sehingga pola makan dan suplemen yang baik dan teratur sangatlah diperlukan untuk menjaga keseimbangan kesehatannya. Banyak cara ataupun metode lain ataupun suplemen lain yang diberikan oleh penggemar kepada ayam, akan tetapi pola makan dan suplemen di atas sudahlah sangat cukup bagi ayam yang kita latih untuk turun ke gelanggan. Dan selain itu faktor biaya perawatan juga harus menjadi perhatian kita.
Memang benar, bila dilihat dari pola latihan senam, jajal, serta pola makan dan suplemen akan sangat banyak menguras tenaga dan biayanya, akan tetapi hal ini akan menjadi setimpal dengan hasil dan kesenangan yang akan diperoleh bila nantinya ayam yang kita turunkan ke gelanggan memperoleh kemenangan. Dan bila hal ini dapat kita peroleh, maka tenaga dan biaya yang kita keluarkan akan terasa lebih ringan.
Akhir kata, pola makan dan suplemen di atas adalah kebiasaan yang kami lakukan sewaktu melakukan perawatan ayam untuk turun ke gelanggang, akan tetapi seluruh pola di atas dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi dari masing-masing penggemar.
(sumber: wirausahaayambangkok.blogspot.com) Kaharuddin Anwarhttp://www.blogger.com/profile/13284372395690844300noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4653849335147941772.post-18752375627733310802012-12-15T19:38:00.002-08:002012-12-15T19:38:19.590-08:00Tips memelihara ayam bangkok saat musim panas/kemarau
Usahakan kandang ayam bangkok berada di tempat teduh,
Kandang harus bebas dari debu,
Lakukan penyiraman pada tanah di area kandang dengan air ,
Bersihkan kandang setiap hari dari bekas kotoran yang menempel di dalam kandang,
Beri makan ayam dengan sayuran pada siang hari dengan cara memotong kecil-kecil sayuran tersebut,
Jangan memberikan minum pada ayam kita saat siang hari karena akan berakibat ayam menjadi pilek, pemberian minum dilakukan pada sore hari saja, usahkan makanan yang kering-kering saja,karena makanan yang lembek akan berakibat ayam menjadi pilek dan ngorok,
Lebih banyak kasih sayuran hijau,
Mandikan ayam tapi jangan terlalu basah, hanya di usap saja,tanpa harus di basahi total,basahi ketiak ,dan sayap,agar bulu tidak kusam dan rontok. Biasanya kalau musim kemarau siang cuacanya panas dan malamnya cuaca kadang sangat dingin
Usahan kandang ayam selalu hangat pada malam hari kalau perlu kasih lampu walau ayam itu sudah dewasa, Serta tutup agar tdk tergigit nyamuk.Kaharuddin Anwarhttp://www.blogger.com/profile/13284372395690844300noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4653849335147941772.post-66806548343920311212012-12-15T19:34:00.002-08:002012-12-15T19:34:51.568-08:00Cara Mengobati Penyakit Korep Pada Ayam <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMekQjNrh8vVu0FzzNKk4i-xYFvMPtYx4Yp4PKt0qNgbv2BjJEvQkipqNbPQqgXKzyVvKK8TOt3DpyRGMAfeQtzyQJVs79Ob10iKP_B146KlzyTvKy3YTh7twTZampBCHTvGwpv6MPw7Y/s1600/gambar_penyakit_korep.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="194" width="259" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMekQjNrh8vVu0FzzNKk4i-xYFvMPtYx4Yp4PKt0qNgbv2BjJEvQkipqNbPQqgXKzyVvKK8TOt3DpyRGMAfeQtzyQJVs79Ob10iKP_B146KlzyTvKy3YTh7twTZampBCHTvGwpv6MPw7Y/s320/gambar_penyakit_korep.jpeg" /></a></div>
Ini pengalaman sendiri ketika memiliki ayam jago yang terkena penyakit korep, atau penyakit yang menyebabkan kepala ayam jago berwarna putih seperti bedak, selain penyakit ini menular, korep juga menyebabkan daya tahan tubuh ayam menurun dan kurang fit, yam akan terlihat pucat dan untuk beberapa kasus kadang bisa menyebabkan kematian, bila korep sudah menyebar ke seluruh tubuh hingga kaki. Ayam akan semakin terlihat pucat, nafsu makan menurun & akan semakin kurus hingga diakhiri dengan kematian
Penyebab Korepan pada ayam aduan
Penyakit penyakit korep bisanya timbul karena Kurangnya kebersihan dari permukaan kulit ayam, Bisa juga disebabkan pada waktu diadu kurang nya perawatan dalam membersihkan kepala sehingga menyebabkan korep. Selain itu juga bisa tertular oleh ayam jago lain saat di adu
Pencegahan Penyakit korep
Untuk pencegahan penyakit korep sendiri dapat dilakukan setiap ayam habis diadu atau dicoba, dengan melakukan pembasuhan muka atau permukaan kulit ayam dengan air hangat. Setelah itu berikanlah anti biotik atau alkohol untuk menghindari infeksi dan juga mencegah munculnya korep.
Cara Mengobati Korep pada ayam jago
Sebenarnya untuk saat ini sudah ada obat korep dari Thailand akan tetapi harganya cukup mahal, dan disini saya ingin berbagai cara mengobati penyakit korep yang mujarab dan manjur hanya dengan obat yang murah meriah,
Ada cara yg lebih murah meriah dan hasilnya cukup manjur, separah apapun kondisi ayam, bisa segera disembuhkan.
Cabuti bulu yg menempel bila kulit di bawah bulu terdapat korep. Pencabutan bulu ini sangat mudah karena akar bulu sdh terserang korep sehingga bulu tdk kuat lagi tertanam di kulit. Bila kulit blm terserang korep, pencabutan akan sulit & bulu tdk perlu dicabut. Jadi khusus kulit yg terkena korep saja, yg bulunya perlu dicabut/dihilangkan.
Oleskan "minyak rem" apapun merknya, biasanya yg tipe DOT 3 untuk dioleskan ke bagian kulit yg terserang korep. Sambil mengoleskan minyak rem, korep yg ada kita gosok hingga lepas dr kulit ayam.
Setelah korep benar2 bersih, oleskan sekali lagi minyak rem tadi ke bagian yg sakit.
Selama pengobatan, tempatkan ayam pada tempat yang teduh & kering, dan terhindar dari sinar matahari. Ayam jangan kena air dan tidak perlu dijemur. Untuk menjaga agar badan tidak kaku, bisa diumbar di tempat berpasir yang teduh agar ayam bisa kipuh (mandi pasir).
Selang 3hari, ulangi mengolesi tubuh & kepala ayam dgn minyak rem tersebut.
Dalam 2x pengolesan, akan tampak kemajuan yg berarti. Korep akan hilang & ayam akan terlihat merah kembali.
Selain cara diatas ada juga temen yang share katanya menggunakan obat cap kaki tiga, dan ada juga yang menyarankan memakai minyak tawon akan tetapi cara ini belum saya praktekan, yang sudah saya praktekan adalah yang menggunakan minyak rem ini, dan semoga artikel ini bermanfaat
(sumber: milanistaindonesia.blogspot.com)Kaharuddin Anwarhttp://www.blogger.com/profile/13284372395690844300noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4653849335147941772.post-27073729279102461292012-12-15T19:33:00.002-08:002012-12-15T19:33:56.814-08:00Mengobati dan pencegahan Penyakit Snot/CoryzaDisebabkan oleh bakteri Haemophillus gallinarum. Penyakit ini biasanya menyerang ayam akibat adanya perubahan musim. Perubahan musim biasanya mempengaruhi kesehatan ayam. Snot banyak ditemukan di daerah tropis. Penyakit ini menyerang hampir semua umur ayam. Angka kematian yang ditimbulkan oleh penyakit ini mencapai 30% tetapi angka morbiditas atau angka kesakitannya mencapai hingga 80%. Snot bersifat kronis, biasanya berlangsung antara 1-3 bulan. Ayam betina berumur 18-23 minggu paling rentan terhadap penyakit ini. Namun menurut pengalaman kami, ayam berumur kurang dari 16 minggu mempunyai angka kematian yang cukup tinggi jika terkena penyakit ini. Sedangkan ayam yang sedang bertelur dapat disembuhkan tetapi produktivitas telur menurun hingga 25%. Penularan Snot dapat melalui kontak langsung, udara, debu, pakan, air minum, petugaskandang dan peralatan yang digunakan.
Dari berbagai referensi yang kami dapatkan gejala penyakit Snot pada ayam adalah sbb:
- ayam terlihat mengantuk, sayapnya turun
- keluar lendir dari hidung, kental berwarna kekuningan dan berbau khas
- muka dan mata bengkak akibat pembengkakan sinus infra orbital
- terdapat kerak dihidung
- napsu makan menurun sehingga tembolok kosong jika diraba
- ayam mengorok dan sukar bernapas
- pertumbuhan menjadi lambat.
Pengobatan Snot yang diberikan adalah preparat sulfat seperti sulfadimethoxine atau sulfathiazole, menurut beberapa penulis penyakit ini dapat diobati dengan antibiotika seperti Ultramycin, imequil atau corivit. Kami menggunakan preparat enrofloksacyn atau lebih dikenal dengan Enflox produksi SHS dan saat ini kami sedang mencoba menggantinya dengan preparat amphycillin dan colistin atau lebih dikenal dengan Amphyvitacol produksi Vaksindo. Seorang penulis menyebutkan pengobatan tradisional juga dilakukan dengan memberikan susu bubuk yang dicampur dengan air dan dibentuk sebesar kelereng sesuai dengan bukaan mulut ayam dan diberikan 3 kali sehari.
Sedangkan pengobatan tradisional yang kami lakukan adalah memberikan perasan tumbukan jahe, kunir, kencur dan lempuyang. Air perasan ini dicampurkan pada air minum. Sedangkan ampasnya kami campurkan pada sedikit pakan. Selain ramuan ini menghangatkan tubuh ayam, ramuan ini juga berkhasiat untuk menambah napsu makan ayam. Selain memberikan obat yang diberikan bersama dengan air minum, kami juga memberikan obat secara suntikan pada ayam yang sudah parah. Obat yang kami berikan adalah Sulfamix dengan dosis 0.4 cc/kg BB ayam. Hal lain yang perlu dilakukan karena penyakit ini mempunyai penularan yang sangat cepat dan luas, ayam yang terkena Snot harus sesegera mungkin dipisahkan dari kelompoknya.
Upaya pencegahan yang dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan kandang dan lingkungan dengan baik. Kandang sebaiknya terkena sinar matahari langsung sehingga mengurangi kelembaban. Kandang yang lembab dan basah memudahkan timbulnya penyakit ini.
sumber: facebook.com/pages/informasi-Peternakan-Ayam Kaharuddin Anwarhttp://www.blogger.com/profile/13284372395690844300noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4653849335147941772.post-20730731660079474642012-12-15T19:32:00.001-08:002012-12-15T19:32:43.446-08:00Cara ampuh mengatasi penyakit korisa pada ayam Para peternak ayam pasti sudah mengenal penyakit korisa yang menyerang ayam peliharaan. Ciri-ciri penyakit tersebut sangat mudah dikenali baik oleh peternak skala kecil maupun besar. Nama lainnya adalah snot atau pilek yang menjadi ciri khasnya. Hampir semua jenis unggas mudah terserang penyakit ini, diantaranya ayam pedaging, petelur, buras (kampung), merpati, itik maupun puyuh. Korisa bisa menyerang ayam pada semua umur, khususnya mulai umur 3 minggu sampai masa produksi.
Peternak seringkali hanya tahu bahwa korisa merupakan suatu penyakit pernapasan (dilihat dari tanda khasnya), padahal korisa juga menyebabkan penurunan produksi telur. Pada ayam pedaging, penyakit ini juga mengganggu pertumbuhan ayam sehingga ayam sulit mencapai berat standar. Kerugian yang lainnya ialah tingginya biaya pengobatan, ayam menjadi mudah terserang penyakit lain atau penyakit menjadi komplek sehingga penyakit semakin sulit diatasi (ayam disembuhkan) dan seringkali berakhir dengan kematian.
Kejadian di Lapangan
Kasus serangan korisa pada ayam petelur maupun pedaging di Indonesia berdasarkan data dari tenaga lapangan (Technical Service) Medion tercantum pada tabel 1 dan 2.
Penyebab
Korisa disebabkan oleh bakteri Haemophilus paragallinarum yang merupakan bakteri Gram (-), berbentuk batang pendek (coccobacilli), non motil (tidak bergerak), tidak berspora, fakultatif anaerob (bisa hidup pada media yang tidak ada oksigen maupun ada oksigennya), memerlukan faktor V (Nicotinamide-Adenindinucleotide/NAD yang ditemukan dalam sel darah merah dan penting sebagai pertumbuhan bakteri). Bakteri ini terdiri dari 3 serotipe A (W), B (Spross) dan C (Modesto). Serotipe A dan C lebih virulen dibandingkan serotipe B. Di Indonesia, isolasi H. paragallinarum telah dilaporkan sejak tahun 1975, 1978 dan 1987. Tarmuji et al. melaporkan serotipe H. paragallinarum yang menyerang farm di Indonesia ialah serotipe A, B dan C.
H. paragallinarum di luar induk semang akan mudah mati dan mudah diinaktivasi. Desinfektan yang efektif untuk membunuh bakteri ini antar lain iodine (Antisep dan Neo Antisep) maupun ammonium quarterner (Medisep dan Mediklin).
Tanda-Tanda Ayam Terserang Korisa
A. Tanda klinis
Masa inkubasi korisa antara 1-3 hari dan outbreak akan berlangsung selama 4-12 minggu (petelur) atau 6-14 hari (pedaging) tetapi masa ini tergantung dari tingkat keganasan penyakit, jumlah bakteri dalam tubuh ayam atau lingkungan kandang dan ada tidaknya infeksi sekunder. Ayam yang diafkir bisa mencapai 20%, morbiditas mencapai 100% sedangkan mortalitas 0,7-10% bahkan bisa mencapai 50%. Selain itu juga terjadi penurunan produksi telur 14-41%. Ayam yang sembuh dapat berperan sebagai carrier sehingga dapat menginfeksi ayam sehat lainnya yang berada dalam 1 populasi atau 1 kandang dengan ayam tersebut.
Ciri khas penurunan produksi telur akibat serangan korisa ialah kurva produksi telur terlihat seperti gergaji
Tanda khas serangan korisa antara lain sulit bernapas, adanya lendir atau kotoran dari hidung yang mula-mula encer dan berlanjut sampai kental seperti nanah, bau yang menyengat seperti telur busuk, muka bengkak terutama pada daerah sinus di bawah mata, mata berair seperti menangis yang lama kelamaan akan menutup dan diare.
Tanda khas korisa ialah hidung berlendir dan sinus bengkak sehingga mata tertutup
B. Perubahan bedah bangkai
Perubahan yang terjadi antara lain trakea mengalami peradangan akut yang berisi lendir encer sampai purulent dari hidung dan sinus infraorbitalis, paru-paru kongesti, pneumonia, air sacculitis, oedema subkutan dan radang selaput lendir mata.
Sinus infraorbitalis berisi lendir encer sampai purulent
Diagnosa Banding
Diagnosa banding atau diagnosa yang sering mengelirukan antara lain infectious laryngotracheitis (ILT), cacar basah, kolera, CRD, swollen head syndrome (SHS) atau defisiensi vitamin A.
Vaksinasi
Lakukan vaksinasi pada ayam petelur umur 6-8 minggu dan diulangi umur 16-18 minggu, sedangkan pada ayam pedaging pada umur 1-2 minggu. Akan lebih tepat bila jadwal vaksinasi disesuaikan dengan kondisi peternakan setempat. Penentuan jadwal vaksinasi yang tepat adalah paling lambat 3-4 minggu sebelum umur ayam rawan terserang korisa. Kapan umur ayam rawan terserang korisa bisa diperoleh dari pengalaman pada periode pemeliharaan sebelumnya.
Vaksin yang dijual di pasaran ada 2 macam yaitu yang berisi 2 jenis H. paragallinarum (bivalent) atau 3 jenis (trivalent). Contoh vaksin bivalent ialah Medivac Coryza B (berbentuk suspensi), sedangkan vaksin trivalent ialah Medivac Coryza T (berbentuk emulsi) dan Medivac Coryza T Suspension (berbentuk suspensi).
Vaksin bivalent digunakan berdasarkan informasi bahwa serotipe B bukan merupakan serotipe yang benar bermasalah bagi ayam sehingga masih bisa diatasi dengan vaksin yang berisi serotipe A dan C. Di lain sisi, karena saat ini sudah terlihat jelas keberadaan serotipe B hampir di seluruh belahan dunia maka vaksin trivalent sudah banyak dipergunakan di beberapa negara.
Mengapa Vaksinasi Korisa Penting?
Alasan mengapa vaksinasi korisa perlu dilakukan ialah :
a. Predileksi H. paragallinarum di sinus infraorbitalis yang miskin pembuluh darah dan obat yang diberikan sedikit mencapai sinus infraorbitalis
Kedua hal inilah yang membuat selalu adanya carrier pada ayam yang pernah terserang korisa. Ayam tersebut merupakan sumber penularan penyakit karena di dalam tubuh ayam masih terdapat bakteri penyebab korisa walau belum sampai timbul gejala klinis.
b. Kesembuhan ayam yang terserang korisa akan terlihat lebih cepat pada ayam yang sebelumnya sudah divaksin korisa dibandingkan yang tidak divaksin. Selain itu, kejadian munculnya kasus akan lebih lambat (menunda kejadian kasus kori-sa) dan keparahannya akan terlihat lebih ringan bila sebelumnya sudah divaksin korisa.
Trial Vaksin Korisa Medion
Pada 22 Februari - 4 Agustus 2006, Medion, yaitu Tim Research and Development (R&D) telah melakukan trial penggunaan vaksin korisa yaitu Medivac Coryza B dan Medivac Coryza T Suspension. Tujuan trial itu adalah mengamati lama waktu dan tingkat perlindungan vaksin korisa terhadap serangan penyakit korisa. Ayam yang digunakan adalah ayam spesific pathogen free (SPF) yang dipelihara di kandang SPF (memakai sistem closed house). Selain pengukuran titer antibodi, dalam trial ini juga dilakukan uji tantang. Program vaksinasi dan agenda trial tersebut tercantum pada tabel 3.
Titer antibodi
Hasil trial vaksin korisa berupa gambaran titer antibodi untuk kelompok ayam yang divaksin Medivac Coryza B maupun Medivac Coryza T Suspension tercantum pada grafik 1-2. Grafik 1 menunjukkan 1 minggu setelah pemberian vaksin Medivac Coryza B yang pertama, titer antibodi dalam tubuh ayam, baik terhadap serotipe A maupun C telah di atas standar protektif. Setelah vaksinasi kedua, titer antibodi tetap di atas standar protektif dan kondisi ini (red. titer berada di atas standar) berlangsung sampai trial berakhir (29 minggu). Hasil tersebut memberikan gambaran kepada kita bahwa Medivac Coryza B mempunyai potensi menggertak pembentukan antibodi yang protektif dalam waktu cepat dan mampu bertahan lama.
Gambaran titer antibodi yang terbentuk pada kelompok yang divaksin dengan Medivac Coryza T Suspension tertera pada grafik 2. Satu minggu setelah vaksinasi pertama, titer antibodi untuk serotipe A dan C telah di atas standar protektif. Pada 1 minggu sebelum vaksinasi kedua (umur 16 minggu), titer antibodi semua serotipe telah berada di atas standar protektif. Dan setelah vaksinasi kedua, titer antibodi tersebut (red. titer antibodi terhadap serotipe A, B dan C) tetap di atas standar protektif sampai trial berakhir.
Uji tantang
Hasil uji tantang terhadap titer antibodi yang terbentuk setelah vaksinasi dengan Medivac Coryza B dan Medivac Coryza T Suspension tercantum pada grafik 3. Uji tantang tersebut menggunakan bakteri korisa strain A, B dan C dengan kandungan bakteri 2 x 108 CFU/ml. Grafik 3 menunjukkan persentase perlindungan kelompok Medivac Coryza B (MCB) dan Medivac Coryza T Suspension (MCT) berada di atas standar persentase perlindungan (> 70%) yang dipersyaratkan dalam Farmakope Obat Hewan Indonesia atau FOHI tahun 2004.
Selain trial di kandang SPF, Medion juga telah melakukan trial pemberian vaksin korisa pada ayam petelur komersial. Grafik 4 merupakan hasil trial pemberian Medivac Coryza T Suspension pada ayam petelur komersial di Jawa Timur yang diberikan 2 kali, yaitu umur 45 hari (vaksinasi 1) dan 102 hari (vaksinasi 2). Dari grafik tersebut terlihat titer antibodi atau geometric mean titer (GMT) berada pada level protektif (melindungi).
Selain titer antibodi, juga diamati produktivitas telur baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Grafik 5 menunjukkan ayam yang divaksin korisa dapat berproduksi secara optimal meskipun dari grafik terlihat adanya penurunan produksi telur. Penurunan produksi pada saat trial bukan disebabkan serangan korisa melainkan karena terinfeksi ND. Setelah ayam direvaksinasi ND memakai Medivac ND Clone 45 produksi telur kembali meningkat dan mencapai normal kembali dalam waktu yang relatif singkat. Sama halnya dengan produksi telur, jumlah telur yang retak (adanya gangguan kerabang) masih di bawah rata-rata/standar normal (grafik 6). Begitu juga dengan berat telur ayam yang relatif tidak berbeda nyata dengan standar. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan melakukan vaksinasi korisa yang tepat, baik dari waktu atau jadwal vaksinasi maupun jenis vaksin akan menghindarkan dari kerugian akibat serangan korisa dan ayam bisa berproduksi optimal.
Perbaikan tata laksana pemeliharaan
a. Pemeliharaan sistem all in all out untuk menghindari penularan dari ayam tua ke ayam muda dan memutus siklus hidup bakteri di lokasi peternakan
b. Penanganan ayam carrier dengan benar melalui pengobatan secara tuntas atau memberikan obat pada waktu tertentu terutama saat perubahan cuaca. Selain itu, lakukan pengafkiran pada ayam carrier yang secara ekonomis tidak menguntungkan
Biosecurity
a. Lakukan istirahat kandang (kosong kandang) selama 30-60 hari setelah pembersihan dan desinfeksi kandang sebelum ayam diisi kembali. Desinfektan yang efektif untuk membasmi H. paragallinarum ialah golongan iodine (Antisep, Neo Antisep) dan ammonium quartener (Medisep, Mediklin)
b. Penyemprotan kandang setiap 1-2 minggu sekali
c. Sanitasi dan desinfeksi peralatan kandang (tempat ransum, tempat minum), kandang dan sekitarnya secara teratur
d. Sanitasi air minum secara rutin untuk mencegah penularan korisa melalui air minum
B. Tindakan Saat Terserang Korisa
Beberapa tindakan yang perlu dilakukan saat suatu peternakan terserang korisa yaitu :
1. Isolasi ayam yang sakit
2. Buang bangkai ayam segera dan se-jauh mungkin dari lingkungan kandang
3. Revaksinasi (jika belum parah) pada ayam petelur
4. Pemberian obat
Untuk mendapatkan keberhasilan pengobatan yang maksimal maka pemberian obat harus :
Sesuai dengan penyakit (diagnosa, sifat penyebab penyakit)
Tersedia dalam kadar (jumlah obat) yang cukup saat mencapai sinus infraorbitalis yang miskin pembuluh darah
Lama waktu yang cukup dalam kontak dengan organ sakit
Pada kasus serangan korisa tunggal dapat dilakukan ditangani dengan memberikan obat korisa antara lain Trimezyn, Erysuprim, Doctril (serbuk), Trimezyn-K (kaplet), Vita Tetra Chlor (kapsul), Gentamin atau Vet Strep (injeksi). Sedangkan pada kasus komplikasi dengan :
a. Virus (ND, IB, IBD, EDS’76)
Lakukan pemisahan ayam yang parah dan belum parah
Lakukan revaksinasi sesuai penyakit komplikasinya, kecuali bila ayam terserang IBD atau Gumboro maka jangan lakukan revaksinasi Gumboro
Berikan Vita Stress pada 1-2 hari setelah revaksinasi
Lakukan pengobatan korisa dengan antibiotik seperti kasus korisa tunggal
b. Bakteri lain (CRD, kolera, colibacillosis)
Pilih antibiotik yang efektif untuk korisa dan bakteri lain (spektrum luas).
c. Protozoa (koksidiosis, malaria like/ leucocytozoonosis)
Pilih antibiotik yang efektif untuk korisa dan protozoa (terutama preparat sulfa atau yang lainnya), misalnya Duoko, Therapy atau Sulfamix
5. Pemberian vitamin, seperti Fortevit, Aminovit atau Vita Stress untuk membantu meningkatkan kondisi tubuh ayam dan mengganti sel tubuh yang rusak oleh bakteri penyebab korisa.
Terkadang kita merasa bahwa segala upaya telah dilakukan guna mencegah dan menangani korisa, namun korisa masih saja menyerang. Oleh karena itu kita perlu terus melakukan evaluasi mengenai hal berikut :
Tata laksana pemeliharaan diterapkan dengan tepat termasuk biosecurity
Vaksinasi dengan benar dan tepat jadwalnya
Korisa memang sulit diberantas sampai tuntas tanpa penanganan yang komprehensif dari segala segi pemeliharaan. Mengingat hal tersebut maka slogan mencegah lebih baik daripada pengobatan sangat tepat dilakukan oleh setiap peternak
(sumber: info medion.co.id) Kaharuddin Anwarhttp://www.blogger.com/profile/13284372395690844300noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4653849335147941772.post-6419074082192807452012-12-15T19:26:00.001-08:002012-12-15T19:26:18.474-08:00Penyebab penyakit ngorok Seorang peternak bercerita kepada tim Technical Support Medion bahwa ayamnya terkena penyakit ngorok atau gangguan pernapasan. Ia pun kemudian bertanya mengapa hal itu bisa terjadi dan bagaimana cara mengatasinya? Menanggapi hal ini tentu kita menyadari bahwa di suatu peternakan ayam, peristiwa ngorok sudah sering terjadi dan menurut banyak ahli peternakan, ngorok pada ayam bukanlah nama suatu penyakit, melainkan salah satu gejala klinis dari penyakit yang menyerang saluran pernapasan ayam. Dan penyebabnya pun bisa bermacam-macam.
Sistem Pernapasan Ayam
Secara umum, fungsi utama saluran pernapasan ayam adalah menyediakan suplai oksigen (O2), mengeluarkan karbondioksida (CO2), memperlancar mekanisme pengaturan suhu tubuh, dan berperan dalam proses kekebalan primer. Agar sistem pernapasan ayam bisa berfungsi dengan baik, maka ketersediaan udara bersih dan kondisi saluran pernapasan yang sehat wajib dipenuhi.
Ayam sendiri memiliki sistem pernapasan yang agak berbeda dengan sistem pernapasan pada mamalia, karena dilengkapi dengan kantung udara yang mempunyai struktur dan fungsi yang unik, serta paru-paru yang tergolong sederhana. Dari segi anatomi, alat pernapasan ayam sedikitnya terdiri dari 3 komponen penting, yaitu:
Saluran pernapasan atas
Saluran pernapasan ayam bagian atas terdiri dari rongga hidung, laryng, trakea (tenggorokan), bronkus dan bronkiolus. Rongga hidung juga terhubung langsung ke bagian sinus, dimana sinus merupakan tempat predileksi (kesukaan) sebagian bibit penyakit yang masuk melewati saluran pernapasan.
Tubuh ayam secara alami memiliki serangkaian mekanisme pertahanan terhadap berbagai serangan agen penyakit. Salah satunya adalah sistem pertahanan primer. Kulit, silia (bulu getar) saluran pernapasan, lendir/mukus, enzim sampai reaksi bersin dan batuk termasuk dalam sistem pertahanan ini. Tidak berfungsinya sistem pertahanan primer, terutama sistem pertahanan pada saluran pernapasan, menjadi pemicu utama masuknya bibit penyakit.
Saat ayam menarik napas, udara pertama kali akan masuk ke dalam rongga hidung. Rongga hidung ini dilengkapi dengan silia (bulu getar) yang berperan menyaring partikel-partikel yang tercampur udara yang dihirup ayam, seperti debu maupun bibit penyakit. Namun silia hidung ini hanya mampu menahan partikel berukuran 3,7-7,0 mikron saja. Sedangkan partikel dengan ukuran lebih kecil, yaitu 0,091-1,100 mikron akan lolos dan menempel pada trakea, bronkus dan bronkiolus.
Perlu diketahui juga bahwa ukuran partikel yang berada di udara kebanyakan memiliki diameter 1-5 mikron, sedangkan virus atau bakteri berukuran lebih kecil lagi. Contohnya bakteri Mycoplasma sp. (penyebab CRD) berukuran 0,25-0,5 mikron, atau virus AI yang hanya berdiameter 0,08-0,12 mikron. Bisa dibayangkan jika silia mengalami kerusakan, maka bibit penyakit dengan mudah masuk ke saluran pernapasan dan ayam akan mengalami gangguan pernapasan.
Selanjutnya pada bagian trakea, bronkus dan bronkiolus yang dilengkapi dengan sel-sel epitel tidak bersilia, akan menghasilkan lendir yang mengandung enzim proteolitik dan surfaktan (penurun tegangan permukaan). Adanya enzim dan surfaktan tersebut mampu menghancurkan beberapa bibit penyakit.
Pada ketiga bagian tersebut juga diketahui menghasilkan antibodi yang disebut imunoglobulin (Ig) A. Antibodi ini berfungsi mencegah pelekatan agen infeksi pada permukaan dan menetralisirnya. Selain Ig A, juga terdapat Ig E dan Ig G. Ig A berperan menyingkirkan protein asing atau larva cacing yang masuk melalui permukaan tubuh, sedangkan Ig G berfungsi melindungi permukaan tubuh terhadap reaksi peradangan.
Paru-paru
Anatomi paru-paru ayam tersusun atas jaringan yang kenyal dan banyak pembuluh darah, sehingga memudahkan terjadinya proses pertukaran udara. Pada bagian paru-paru juga terdapat banyak percabangan bronkus yang disebut sebagai parabronkus. Pada beberapa area, ujung- ujung parabronkus ini akan bersatu dan terhubung langsung dengan kantung udara.
Kantung udara
Udara dari paru-paru masuk ke dalam kantung udara. Kantung udara sangat berperan penting dalam pernapasan ayam terutama saat proses menghirup udara (inspirasi), maupun mengeluarkan udara (ekspirasi). Perubahan pada kantung udara, seperti kantung udara mengalami peradangan atau berwarna keruh, bisa menjadi salah satu indikasi infeksi penyakit pernapasan tertentu.
Ngorok dan Penyebabnya
Ngorok pada ayam bisa disebabkan oleh agen infeksius (penyakit, red) maupun non infeksius, seperti udara yang berdebu, amonia, perubahan cuaca, dll. Beberapa penyakit infeksius yang mempunyai manifestasi klinis gangguan pernapasan, dan selalu menduduki 10 besar ranking penyakit di ayam pedaging dan petelur, diantaranya adalah CRD, colibacillosis, korisa, ILT, ND, IB dan AI. Namun penyakit yang secara spesifik memiliki target utama di organ pernapasan adalah CRD, colibacillosis, korisa dan ILT. Sedangkan ND, IB dan AI, selain menyerang organ pernapasan juga menyerang bagian organ tubuh ayam lainnya.
Faktor non-infeksius
Ayam komersial modern secara genetik mempunyai kemampuan tumbuh dan berproduksi lebih cepat dibanding ayam tipe lain. Namun pertumbuhan badan yang cepat ini tidak sebanding dengan perkembangan organ vital dalam ayam yaitu jantung dan paru-parunya. Sehingga kedua organ ini sangat rentan terhadap gangguan baik dari dalam maupun luar tubuh.
Untuk menunjang pertumbuhan badan ayam, paru-paru dipaksa bekerja keras menyuplai O2 untuk metabolisme tubuh. Karena pentingnya suplai O2 tersebut, maka udara bebas yang terdapat di dalam kandang haruslah berkualitas. Manajemen litter, tingkat kepadatan ayam, suhu dan kelembaban kandang, serta ventilasi kandang akan mempengaruhi kualitas udara ini. Banyaknya partikel debu di udara tentu saja akan semakin memperberat kerja saluran pernapasan atas. Dan bukan tidak mungkin, saluran pernapasan atas pun akan mengalami kerusakan/luka akibat tingginya debu dalam udara dalam kandang.
a) Suhu dan kelembaban
Kondisi suhu dan kelembaban yang tidak sesuai bisa mengakibatkan gangguan fungsi sinus dan organ pernapasan lainnya. Suhu yang nyaman bagi ayam ialah 25-28ºC dengan kelembaban 60-70%. Saat kelembaban udara <50% akan mengakibatkan membran mukosa saluran pernapasan, termasuk sinus menjadi kering. Akibatnya aktivitas silia terhambat dan potensi masuknya partikel debu maupun bibit penyakit pun semakin besar.
b) Amonia
Suhu yang tinggi dalam kandang juga akan meningkatkan konsumsi air minum ayam sehingga kotoran ayam menjadi lebih encer. Jika kondisi kelembaban udara dalam kandang cukup tinggi, maka kondisi litter pun akan menjadi basah dan memicu tingginya kadar amonia. Selain suhu dan kelembaban, tingginya kadar amonia juga bisa dipicu oleh kadar protein ransum yang berlebih sehingga dibuang bersama feses, serta akibat sistem ventilasi yang kurang baik.
Amonia yang terhirup akan mengiritasi saluran pernapasan ayam, dan menyapu silia di mukosanya. Sel-sel yang ada di permukaan saluran pernapasan menjadi rusak, produksi lendir menjadi berlebih, gerakan silia terganggu bahkan tidak berfungsi. Amonia juga mengakibatkan iritasi pada konjungtiva mata, sehingga mekanisme awal pertahanan tubuh menjadi terganggu.
Jika organ pernapasan sudah rusak, maka bibit penyakit yang terbawa udara akan mudah sekali menempel di saluran pernapasan karena sistem pertahanan mekanik tidak berfungsi optimal. Di tempat ini agen tersebut akan berkembang biak, dan akhirnya menimbulkan kerusakan lebih parah. Adanya luka di saluran pernapasan inilah yang menyebabkan ayam ngorok dan batuk.
Faktor infeksius
a) CRD dan CRD kompleks
Chronic respiratory disease (CRD) merupakan penyakit bakterial oleh Mycoplasma gallisepticum yang menyebabkan kerusakan pada saluran pernapasan. M. gallisepticum masuk bersamaan dengan aliran udara yang sebelumnya telah terkontaminasi. Ketika memasuki saluran pernapasan ayam, agen penyakit ini menempel pada mukosa saluran pernapasan dan merusak sel-selnya.
Selain itu, M. Gallisepticum juga diketahui menghasilkan senyawa ciliostatic yang dapat menyebabkan aktivitas silia melemah (Bradbury, 2006). Selanjutnya bakteri ini akan memicu terjadinya radang pada sel-sel mukosa sehingga aliran darah di daerah tersebut meningkat. Bakteri kemudian ikut ke dalam aliran darah dan menuju kantung udara, dimana kantung udara merupakan tempat yang cocok untuk M. gallisepticum hidup dan berkembang biak.
Rusaknya saluran pernapasan oleh M. gallisepticum akan menekan sistem kekebalan lokal pada lokasi tersebut sehingga agen penyakit lain mudah masuk ke dalam tubuh ayam. Atau dengan kata lain, CRD berperan sebagai pembuka pintu gerbang sistem pertahanan primer dan akhirnya memicu serangan infeksi penyakit sekunder.
Gabungan antara penyakit sekunder dengan CRD tentunya akan memunculkan gejala infeksi yang jauh lebih kompleks. Ayam tampak batuk, ngorok, bersin, keluar leleran dari mata, dan hidung. Pada pemeriksaan bedah bangkai trakea terlihat memerah, kantung udara keruh, menebal dan kadang juga terlihat berbusa. Jika bakteri oportunis seperti E. coli masuk, maka keadaan akan semakin parah, hingga munculah yang disebut dengan CRD kompleks. Kantong udara menebal dan terdapat masa mengkeju pada daerah tersebut, juga di dalam rongga perut. Jantung dan hati akan diselimuti oleh selaput berwarna putih kekuningan.
b) Korisa
Korisa merupakan penyakit bakterial yang disebabkan oleh Haemophilus paragallinarum atau Avibacterium paragallinarum, dengan lokasi predileksi utamanya di sinus infraorbitalis. Ayam yang terserang korisa akan mengalami pembengkakan muka, terutama di sekitar sinus infraorbitalis.
Selain itu, tak jarang juga ditemukan mata berair seperti menangis. Saat dilakukan bedah bangkai, akan ditemukan di sekitar sinus infraorbitalis, adanya lendir atau kotoran dari hidung yang mula-mula encer dan berlanjut sampai kental yang berbau menyengat, seperti bau telur busuk.
c) ILT
Virus ILT lebih suka tinggal pada sel epitelium batang tenggorok (trakea). Itulah sebabnya mengapa virus ini mempunyai konsentrasi yang sangat tinggi pada permukaan trakea ayam yang terinfeksi secara alamiah atau pada ayam yang pernah divaksinasi dengan vaksin ILT (Bagus, 2000). Pintu masuk virus ILT yang alami yaitu melalui saluran pernapasan bagian atas dan mata (okuler).
Menurut Lister (1997), ada dua bentuk manifestasi serangan ILT pada ayam, yaitu bentuk akut dan kronis. Ayam yang mengalami infeksi akut akan menunjukkan kesulitan bernapas (dyspnea) disertai suara ngorok dan batuk. Sumbatan trakea akibat adanya eksudat kental akan menyebabkan ayam bernapas dengan mulut terbuka sambil menjulurkan lehernya. Pada sejumlah ayam dapat pula ditemukan adanya leleran kental bercampur darah dari hidung atau mulut dan adanya cairan berbusa pada mata.
Bentuk kronis adalah bentuk serangan ILT yang berjalan lambat, ditandai oleh gejala ayam lesu, mata berair, gangguan pernapasan yang ringan (batuk ringan), conjunctiva kemerahan, kebengkakan sinus infraorbitalis, leleran dari hidung yang terus-menerus serta penurunan produksi telur. Bentuk ini juga ditandai dengan adanya material seperti keju pada permukaan trakea dan laryng.
d) ND, IB dan AI
Batuk, susah bernapas, ngorok dan lendir keluar dari hidung merupakan gangguan pernapasan yang sering ditemukan pada serangan ND, IB dan AI low pathogenik. Peradangan dan perdarahan trakea adalah gejala perubahan bedah bangkai dari ayam yang terinfeksi ND, IB atau AI. Jika perdarahan atau peradangan terjadi di trakea bagian bawah (mendekati bronkus) besar kemungkinan penyebabnya ialah serangan virus IB. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa ND, IB dan AI selain menyerang saluran pernapasan juga menyerang organ tubuh lainnya.
Kendalikan Faktor Pemicu Kerusakan Sistem Pernapasan Atas
Untuk mengatasi gangguan pernapasan ayam, kita perlu mencari akar permasalahnnya terlebih dahulu. Pemberian antibiotik tidak akan memberikan hasil jika penyebab utamanya tidak kita tangani. Jika kondisi lingkungan sekitar jelek, maka hal itu juga perlu diperbaiki, disamping dengan pemberian obat.
Penyakit pernapasan pada ayam, mempunyai gejala klinis yang hampir sama antara penyakit yang satu dengan lainnya, sehingga terkadang sulit untuk dibedakan. Oleh karena itu, dalam mendiagnosa diperlukan beberapa kumpulan sejarah penyakit, gejala klinis dan perubahan patologi anatomi. Akan lebih meyakinkan lagi apabila diagnosa didukung dengan pemeriksaan uji laboratorium.
Kerusakan sistem pernapasan ayam akan memberikan konsekuensi tersendiri. Ayam menjadi relatif mudah terserang bibit penyakit. Beberapa organ pernapasan seperti sinus hanya memiliki sedikit pembuluh darah. Sama halnya dengan kantung udara. Akibatnya saat organ pernapasan ayam sudah rusak, maka pengobatannya menjadi relatif lebih sulit dan kasusnya tidak bisa diatasi secara tuntas. Fenomena ini nampak pada kasus infeksi korisa, dimana ayam yang telah terinfeksi korisa berperan sebagai carrier (pembawa penyakit). Dan suatu waktu, terutama saat kondisi ayam kurang fit maka bakteri korisa bisa menyerang kembali.
Menghindari atau meminimalkan faktor penyebab kerusakan organ pernapasan menjadi salah satu solusi yang perlu kita kedepankan. Pada dasarnya pengendalian faktor-faktor tersebut bisa dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu penerapan tata laksana pemeliharaan secara baik, pelaksanaan biosecurity secara ketat dan aplikasi obat maupun vaksin secara tepat.
1) Mengendalikan faktor infeksius
M. gallisepticum penyebab CRD merupakan bakteri yang memiliki predileksi di kantung udara yang minim pembuluh darah, sehingga untuk pengobatan CRD digunakan antibiotik yang mempunyai distribusi yang baik ke jaringan. Contoh antibiotik yang bisa diberikan antara lain Doxyvet, Neo Meditril, Therapy atau Proxan-S.
Sedangkan bakteri penyebab korisa, H. paragallinarum merupakan bakteri yang relatif mudah mati saat di luar tubuh ayam. Hanya saja saat telah menginfeksi ke dalam tubuh ayam dan menduduki sinus infraorbitalis, bakteri ini bisa bertahan sampai akhir hidup ayam. Oleh karena itu seringkali peternak mengkombinasikan antara pengobatan dan vaksinasi dalam pengendalian korisa.
Vaksinasi akan menstimulasi terbentuknya titer antibodi dalam tubuh ayam sehingga saat ada serangan korisa tubuh ayam sudah memiliki antibodi yang dapat menekan serangan korisa itu. Jadwal vaksinasi korisa hendaknya dilakukan pada 3-4 minggu sebelum umur serangan korisa. Sedangkan program umum vaksinasi korisa yang direkomendasikan untuk ayam petelur yaitu ketika ayam berumur 6-8 minggu dan diulang saat umur 16-18 minggu. Dan untuk ayam pedaging di umur 1-2 minggu. Vaksin yang bisa dipilih antara lain Medivac Coryza B (berbentuk suspensi), Medivac Coryza T (berbentuk emulsi), dan Medivac Coryza T Suspension (berbentuk suspensi).
Jika korisa sudah terlanjur menyerang, maka pengobatan korisa bisa dilakukan melalui air minum dengan Amoxitin, Proxan-S, Doctril, Neo Meditril, Duoko atau Erysuprim maupun secara injeksi dengan Gentamin, Vet Strep atau Kanamin. Pada kasus yang parah, dimana ayam mengalami kebengkakan muka dan nafsu makan serta minumnya berkurang, maka aplikasi pengobatan sebaiknya dilakukan secara injeksi.
Berbeda dengan CRD dan korisa, serangan ILT, ND, IB dan AI tidak bisa dikendalikan dengan pemberian obat, karena penyakit ini disebabkan oleh virus. Oleh karena itu, vaksinasi merupakan langkah utama yang wajib dilakukan untuk mencegah serangannya. Vaksinasi ILT pada ayam petelur bisa dilakukan diumur 10-16 minggu (untuk daerah peternakan dengan serangan ILT rendah), atau umur 6-7 minggu (untuk daerah peternakan dengan resiko serangan ILT tinggi) dan diulang umur 16-17 minggu. Sedangkan di ayam pedaging dilakukan umur 2-3 minggu menggunakan Medivac ILT.
Pengendalian faktor infeksius di atas merupakan langkah yang spesifik pada masing-masing kasus. Sebaiknya lakukan pula monitoring titer antibodi untuk melihat gambaran titer setiap periodenya sehingga kita bisa menentukan jadwal vaksinasi yang tepat. Berikan pula suplementasi multivitamin seperti Fortevit, Aminovit atau Vita Stress untuk meningkatkan stamina tubuh ayam.
Guna mendukung dan mengoptimalkan treatment di atas perlu juga dikombinasikan dengan penerapan tata laksana pemeliharaan dan biosecurity yang baik, diantaranya dilakukan pengisolasian atau pemisahan ayam yang terinfeksi dan telah parah, memperbaiki manajemen pemeliharaan (ventilasi udara, ransum, dll) serta menekan jumlah tantangan bibit penyakit dengan cara melakukan semprot (desinfeksi) kandang menggunakan Antisep atau Neo Antisep (untuk kandang isi), dan Formades atau Sporades (untuk kandang kosong).
2) Menekan faktor non infeksius
Langkah menekan faktor non infeksius berkaitan erat dengan penerapan manajemen pemeliharaan dan biosecurity.
Suplai oksigen harus terpenuhi secara kualitas dan kuantitas
Sistem penapasan ayam berfungsi mensuplai udara atau O2 ke dalam tubuh ayam. Jika udaranya kurang berkualitas, tentu akan mengakibatkan gangguan pada sistem pernapasan ayam. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan suplai oksigen yang baik ialah pengaturan ventilasi kandang, manajemen buka tutup tirai, penambahan exhaust fan dan pengaturan kepadatan maupun jarak kandang.
Atur suhu dan kelembaban kandang
Suhu dan kelembaban yang tidak sesuai akan mengakibatkan ayam stres (bersifat immunosuppressive) sehingga sistem kekebalan tubuh menurun. Kepadatan kandang, sirkulasi udara dan penambahan exhaust fan bisa menjadi solusi mempertahankan suhu dan kelembaban optimal.
Litter hendaknya berkualitas
Kondisi litter harus dijaga agar tidak lembab, karena litter yang basah bisa memicu pembentukan amonia 300x lebih cepat. Pilih bahan litter yang memiliki daya serap air baik, contohnya sekam padi. Hati-hati saat mengganti air minum, dan tampias air hujan.
Faktor penyebab ayam ngorok banyak sekali macamnya, dan hal itu mengindikasikan bahwa organ pernapasan ayam sudah mengalami gangguan/ kerusakan. Hal ini tentunya tidak bisa dibiarkan berlarut-larut dan dianggap sepele, sehingga penyebab ayam ngorok harus cepat ditelusuri agar bisa segera ditangani.
(sumber: infomedion.co.id) Kaharuddin Anwarhttp://www.blogger.com/profile/13284372395690844300noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4653849335147941772.post-47876582249144337042012-12-15T19:24:00.001-08:002012-12-15T19:24:41.068-08:00Inilah penyebab penyakit Ngorok atau CRD Kompleks pada ayam Penyakit ngorok telah menjadi salah satu penyakit yang paling banyak menyerang ayam peliharaan dan sangat merugikan peternak, apalagi kalau menyerang ayam yang sudah dekat dengan waktu panen karena biasanya ayam yang terkena penyakit ngorok, berat badannya akan turun dengan drastis. Masyarakat peternakan telah mengidentikan penyakit ngorok sebagai sebuah manifestasi gejala klinis dari serangan penyakit pernapasan kronis, yaitu CRD (chronic respiratory disease). Meskipun sesungguhnya, ngorok juga menjadi gejala klinis dari penyakit ILT, korisa, ND, IB maupun AI.
Penyakit CRD telah menjadi “lagu wajib” di sebuah peternakan. Hampir di setiap periode pemeliharaan, serangan bakteri Mycoplasma gallisepticum (penyebab penyakit CRD) selalu muncul. Kemunculannya pun kerap kali diikuti dengan serangan penyakit lainnya, yang salah satunya ialah infeksi bakteri Eschericia coli (penyebab colibacillosis). Komplikasi kedua penyakit ini disebut sebagai penyakit CRD kompleks.
Penyakit ini identik sebagai penyakit kesalahan manajemen. Penerapan manajemen pemeliharaan yang kurang baik menjadi predisposisi (faktor pemicu munculnya penyakit ini, red). Meski demikian, serangan penyakit ini juga bisa disebabkan karena kualitas DOC atau anak ayam yang kurang optimal.
Mengenal Mycoplasma gallisepticum dan Eschericia coli
Mycoplasma gallisepticum termasuk dalam kelompok bakteri Gram (-). Bakteri ini termasuk dalam genus Mycoplasma dari famili Mycoplasmataceae. Struktur tubuhnya berbentuk pleomorfik yang biasanya kokoid (bentuknya mendekati bundar atau oval).
Inilah penyebab penyakit Ngorok atau CRD Kompleks pada ayam
Struktur tubuh E. coli berupa batang dan termasuk kelompok bakteri Gram (-). Bakteri E. coli secara normal terdapat di dalam saluran pencernaan unggas, khususnya di usus bagian belakang. Sebagian besar bakteri E. coli termasuk ke dalam galur non-patogenik (tidak menyebabkan penyakit), sedangkan serotipe E. coli yang patogen sekitar 10-15%.
Pemicu Serangan CRD Kompleks
Secara keilmuan, penyebab CRD kompleks dapat berasal dari induk (induk yang terserang CRD secara otomatis akan menularkannya ke anak ayam yang dihasilkannya) maupun karena manajemen pemeliharaan yang kurang baik. Namun di lapangan (farm), merebaknya kasus CRD kompleks seringkali disebabkan karena kesalahan tata laksana pemeliharaan. Bahkan, penyakit ini disebut juga sebagai penyakit kesalahan manajemen.
DOC berkualitas rendah
Perbaikan genetik ayam ras yang kita kembangkan sekarang, memang telah menunjukkan perkembangan yang sungguh menakjubkan. Ayam pedaging mampu tumbuh cepat dengan efisiensi ransum semakin baik. Demikian pula dengan ayam petelur, mampu menghasilkan telur dalam waktu lebih awal (bertelur lebih awal 2 minggu, red.) dengan puncak produksi lebih tinggi dan persistensi produksi telur yang lebih lama.
Pada ayam pedaging, pertumbuhan berat badan yang begitu pesat tidak diimbangi dengan perkembangan organ dalam, seperti jantung dan paru-paru. Hal ini mengakibatkan paru-paru dipaksa bekerja keras dalam menyuplai oksigen untuk proses metabolisme tubuh. Akibatnya, organ pernapasan ini menjadi lebih rentan terhadap gangguan. Kondisi ini juga dialami oleh organ pernapasan lainnya, seperti hidung (sinus hidung), trakea dan kantung udara.
DOC atau day old chick dengan ukuran berat badan di bawah standar lebih rentan terserang penyakit pernapasan. Kondisi tubuhnya yang lemah menyebabkan DOC yang berukuran tubuh lebih kecil lebih mudah terinfeksi bakteri M. gallisepticum maupun E. coli.
Anak ayam yang terserang CRD akan menunjukkan gejala berupa tubuh lemah, sayap terkulai, mengantuk dan diare berwarna seperti tanah. Pada perkembangan selanjutnya, anak ayam menjadi rentan terhadap infeksi penyakit lainnya, misalnya korisa, IB atau ND. Hal ini disebabkan infeksi CRD menyebabkan kerusakan sinus hidung (sinus infraorbitalis) yang merupakan sistem pertahanan pertama bagi masuknya bibit penyakit melalui saluran pernapasan.
Oleh karena itu, untuk menjaga produktivitas ayam modern tetap optimal dan tidak mudah terserang penyakit saluran pernapasan (CRD kompleks, red.) sudah selayaknya kita memberikan perhatian lebih pada ayam tersebut. Penerapan tata laksana pemeliharaan yang baik sekaligus pengaplikasian konsep biosecurity secara ketat menjadi langkah yang tepat untuk mencapai hal itu.
Segera melakukan seleksi saat chick in menjadi salah satu teknik menekan penyebaran CRD. Lakukan culling jika ayam cacat dan isolasi anak ayam yang lemah untuk diberi perlakuan khusus, seperti pemberian vitamin (Vita Chicks, Fortevit) maupun antibiotik (Neo Meditril).
Inilah penyebab penyakit Ngorok atau CRD Kompleks pada ayam
Kesalahan manajemen brooding
Masa brooding menjadi “pondasi” bagi pertumbuhan ayam pada masa selanjutnya karena masa brooding merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan seluruh sel dan organ tubuh ayam, yaitu organ pencernaan, pernapasan, reproduksi dan organ kekebalan atau pertahanan tubuh. Kesalahan pada periode ini akan memberikan dampak tersendiri yaitu pertumbuhan dan produktivitas yang tidak optimal. Terlebih lagi jika ayam sempat terserang penyakit (misalnya penyakit CRD kompleks).
Seringkali peternak beranggapan masa brooding dimulai pada saat chick in. Paradigma ini sebenarnya kurang tepat karena sesungguhnya masa brooding sudah dimulai waktu persiapan kandang. Kunci awal keberhasilan pemeliharaan brooding ialah persiapan, pembersihan dan desinfeksi kandang secara tepat dan menyeluruh. Jika kegiatan ini tidak dilakukan dengan baik maka saat chick in akan banyak ditemukan kendala, terlebih lagi bila periode sebelumnya terserang penyakit.
Saat kondisi cuaca dingin, pemanas atau brooder selalu dihidupkan dan tirai kandang ditutup (tanpa celah ventilasi) dengan anggapan agar mampu menjaga panas di dalam kandang tetap stabil. Namun, tahukah kita bahwa hal tersebut kurang tepat? Panas yang cukup memang menjadi syarat agar DOC dapat tumbuh dengan baik, namun mempertahankan panas dengan menghilangkan ventilasi kandang dapat berakibat sebaliknya. Ventilasi kandang yang tertutup akan menyebabkan gas sisa pembakaran dari brooder, amonia dari kandang maupun debu dari litter tidak dapat dikeluarkan dari kandang. Akibatnya, kualitas udara menurun sehingga memicu serangan penyakit pernapasan, terutama CRD. Selain itu, kasus ascites dapat terpicu dengan kondisi tersebut. Oleh karena itu, pertahankan suhu kandang agar tetap nyaman sekaligus tetap memberikan sedikit celah (20-30 cm) sebagai jalur sirkulasi udara.
Inilah penyebab penyakit Ngorok atau CRD Kompleks pada ayam dan cara mengatasinya
Berikan celah pada kandang brooding agar kualitas udara tetap baik
Selain sistem sirkulasi tersebut, kualitas litter yang digunakan juga harus diperhatikan. Gunakan bahan litter yang mudah menyerap air dan tidak menimbulkan debu. Sebelum bahan litter dimasukkan lakukan desinfeksi terlebih dahulu. Saat masih memakai alas koran, lakukan penggantian koran setiap hari.
Tingginya kadar amonia
Amonia merupakan gas yang dihasilkan dari penguraian feses oleh bakteri ureolitik. Gas ini memiliki kemampuan mengiritasi saluran pernapasan ayam. Kadar amonia di dalam kandang sangat dipengaruhi oleh kondisi litter (lembab atau kering), kepadatan kandang, kualitas ransum yang diberikan (kadar protein kasar dan garam), tata laksana penanganan litter, sistem ventilasi maupun tata laksana pemberian air minum.
Keberadaan amonia di dalam kandang dalam kadar yang tinggi dapat merusak saluran pernapasan atas sampai penurunan produksi telur. Kerusakan saluran pernapasan atas berarti juga kerusakan sistem pertahanan pertama terhadap masuknya bibit penyakit. Oleh karenanya, kerusakan tersebut akan memicu serangan penyakit lainnya, seperti E. coli maupun korisa.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah peningkatan kadar amonia, antara lain :
Pemilihan bahan litter yang berkualitas, yaitu mampu menyerap air dan tidak berdebu
Hati-hati saat penggantian air minum. Minimalkan air minum yang tumpah
Periksa kondisi atap, jangan sampai ada kebocoran
Lakukan pembalikan atau penambahan litter baru, jika diperlukan tambahkan abu maupun kapur
Atur kepadatan kandang karena jika terlalu padat litter menjadi lebih cepat menggumpal
Berikan ransum dengan kandungan nutrisi yang sesuai. Perhatikan kadar protein kasar dan garam. Kelebihan protein kasar dalam ransum akan diekresikan bersama feses sehingga kadar asam urat di dalam feses meningkat. Akibatnya, asam urat tersebut akan diuraikan oleh bakteri ureolitik menjadi amonia. Begitu halnya dengan tingginya kadar garam yang akan memicu peningkatan konsumsi air minum sehingga feses menjadi encer. Feses yang encer akan mempercepat penguraian feses menjadi amonia
Perhatikan sistem sirkulasi udara. Ventilasi udara yang baik dapat membantu mempercepat pengeringan feses sehingga produksi amonia dari feses dapat ditekan
Jika mengunakan lantai non slat (tanpa panggung), tambahkan batu kapur atau arang pada tanah untuk mengembalikan daya serap air (feses menjadi lebih cepat kering)
Lemahnya biosecurity
Sanitasi dan desinfeksi yang dilakukan secara rutin akan mengurangi tantangan bibit penyakit yang berada di sekitar ayam. Namun, seringkali kita (peternak, red.) belum begitu konsisten dalam melakukan sanitasi dan desinfeksi.
Tempat minum berupa paralon yang digunakan untuk ayam petelur di kandang baterai, menjadi sarana penularan penyakit yang sangat baik. Jika ada salah satu ayam yang terserang CRD, maka saat minum eksudat dari hidung ayam tersebut akan mencemari air minum. Akibatnya saat ayam melakukan aktivitas minum, bakteri CRD bisa menginfeksi. Infeksi dan penularan E. coli juga bersumber dari air minum. Oleh karena itu, lakukan pemeriksaan kualitas air secara rutin, terutama saat pergantian musim. Selain itu, lakukan desinfesi air minum dengan menggunakan Neo Antisep (3 ml per 7,5 ml), Antisep (3 ml per 2 l) atau Medisep (3 ml per 10 l).
Debu dan udara kandang juga berperan dalam penularan bibit penyakit. Penyemprotan desinfektan pada kandang dan lingkungannya minimal 1 minggu sekali akan menurunkan jumlah bibit penyakit yang terdapat di udara dan debu.
Inilah penyebab penyakit Ngorok atau CRD Kompleks pada ayam
Setiap kandang sebaiknya ditangani oleh 1 personal yang sama (tidak berganti-ganti). Hal tersebut juga selayaknya diterapkan pada pemakaian peralatan kandang. Arus distribusi barang maupun personal di dalam kandang sebaiknya diperhatikan (dari umur muda ke umur tua) untuk meminimalkan penularan penyakit.
Kondisi cuaca yang tidak nyaman
Kandang yang nyaman, yaitu memiliki suhu 25-28oC dan kelembaban 60-70% akan mendukung produktivitas ayam. Namun kenyataannya, kondisi kandang seringkali berfluktuasi, terlebih lagi saat musim pancaroba (perubahan musim). Kondisi suhu dan kelembaban saat perubahan musim tidak menentu. Sering ditemukan kejadian saat siang hari panas namun tiba-tiba hujan dan biasanya diikuti dengan tiupan angin yang kencang. Kondisi ini tentu saja akan menurunkan stamina tubuh ayam sehingga serangan penyakit relatif mudah terjadi, terlebih lagi CRD kompleks.
Penerapan kandang closed house atau kandang sistem tertutup tentu saja dapat menangkal masalah ini. Hanya saja, pengaplikasiannya dikalangan peternak masih terbentur banyak hal. Langkah antisipasi yang biasanya dilakukan antara lain memperbaiki manajemen pemeliharaan, terutama manajemen brooding maupun buka-tutup tirai. Selain itu, pemberian multivitamin (Vita Stress atau Fortevit) untuk meningkatkan stamina tubuh ayam juga menjadi pilihan solusi bagi peternak. Pemberian antibiotik berspektrum luas juga dapat dilakukan untuk menurunkan tantangan bibit penyakit yang berada di dalam tubuh ayam.
Inilah penyebab penyakit Ngorok atau CRD Kompleks pada ayam
Perkembangan CRD Kompleks
CRD kompleks merupakan penyakit komplikasi antara infeksi M. gallisepticum dan E. coli. Komplikasi keduanya menimbulkan perubahan yang khas, yaitu perihepatitis dan perikarditis fibrinus sampai fibrinopurulen. Salpingitis atau oviduk yang terisi eksudat kaseus juga mencirikan komplikasi CRD dan colibacillosis.
Penyakit CRD kompleks identik terjadi pada ayam pedaging, namun ayam petelur juga sering mengalami penyakit ini. Pada perkembangannya, serangan CRD kompleks pada ayam pedaging mulai terjadi saat umur > 2 minggu dan serangan CRD kompleks banyak terjadi pada umur 22-28 hari.
Pengobatan CRD Kompleks
CRD kompleks termasuk dalam kelompok penyakit bakterial, sehingga penanganan saat terserang dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik. Antibiotik yang diberikan haruslah tepat, baik tepat obatnya maupun tepat teknik pemberiannya.
Mycoplasma tidak memiliki dinding sel, oleh karenanya jenis antibiotik yang dipilih haruslah yang mempunyai cara kerja menghancurkan inti sel, membran sel dan menghambat pembentukan senyawa penting di dalam sel, seperti asam folat dan protein. Sedangkan E. coli merupakan bakteri Gram (-) yang dapat dibasmi dengan memakai hampir semua golongan antibiotik kecuali golongan makrolida.
Oleh karena itu, dalam membasmi komplikasi kedua penyakit tersebut, yaitu CRD dan colibacillosis diperlukan antibiotik yang efektif untuk keduanya. Selain itu, karena lokasi serangan CRD kompleks terjadi secara sistemik (seluruh tubuh) dan lokal (saluran pencernaan) maka obat yang dipilih sebaiknya yang bisa bekerja secara sistemik maupun lokal. Contoh produk yang dapat digunakan untuk membasmi CRD kompleks antara lain Doctril, Neo Meditril, Doxytin, Respiratrek, Trimezyn atau Gentamin. Pilih salah satu obat CRD kompleks tersebut dan berikan sesuai dengan dosis dan aturan pakai yang tertera pada etiket atau leaflet produk. Lakukan rolling atau penggantian obat atau antibiotik yang dipilih setiap 3-4 periode pemberian untuk mencegah terjadinya resistensi obat.
Pengobatan terhadap CRD kompleks harus didukung dengan penerapan tata laksana pemeliharaan yang baik dan pengaplikasian program biosecurity secara ketat. Perlu terbenam di dalam benak kita bersama, penyakit CRD kompleks merupakan penyakit kesalahan manajemen (tata laksana pemeliharaan).
(sumber: infomedion.co.id dengan sedikit perubahan) Kaharuddin Anwarhttp://www.blogger.com/profile/13284372395690844300noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4653849335147941772.post-79512815049896856232012-12-15T19:23:00.000-08:002012-12-15T19:23:17.751-08:00Penyakit mencret atau diare pada ayam Ayam yang mengalami mencret atau diare tidak hanya disebabkan adanya infeksi kuman penyakit (faktor infeksius) tetapi bisa diakibatkan faktor non infeksius, seperti tata laksana pemeliharaan yang kurang baik. Oleh karena itu sebelum melakukan pengobatan alangkah lebih baiknya dilakukan diagnosa penyakit untuk mencari agen atau faktor penyebab serangan penyakit tersebut. Agen atau faktor yang dapat menyebabkan diare tercantum pada tabel 1.
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-jq-3gTzUcaqdksFplq7qHcmIVhtfLQE1yf0qnsnE2fKOsT2eQyfKf2uWaYMV9xY__1GxwMpifBVZI-XA3Sv0vCFQ814BheVOwt_B-hNYw1b5dsXNkPz8deXSY7Xywdn4S1D6PiOc27Y/s1600/faktor_penyebab_diare.gif" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="320" width="312" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-jq-3gTzUcaqdksFplq7qHcmIVhtfLQE1yf0qnsnE2fKOsT2eQyfKf2uWaYMV9xY__1GxwMpifBVZI-XA3Sv0vCFQ814BheVOwt_B-hNYw1b5dsXNkPz8deXSY7Xywdn4S1D6PiOc27Y/s320/faktor_penyebab_diare.gif" /></a></div>
Penyakit mencret atau diare pada ayam
Penanganan kasus diare hendaknya diawali dengan melakukan diagnosa penyakit secara tepat sehingga treatment yang akan dilakukan sesuai dengan kasus yang dihadapi. Penanganan kasus diare yang disebabkan faktor infeksius, yaitu serangan bakteri (CRD, kolera, salmonellosis atau colibacillosis) bisa dilakukan dengan pemberian obat (antibiotik), koksidia (kokdiosis) diberikan antikoksidia atau cacing diberikan anthelmintika. Khusus untuk serangan virus (ND dan Gumboro) pemberian obat hanya membantu menekan infeksi sekunder oleh bakteri. Sedangkan untuk ND dan Gumboro tidak bisa diatasi dengan pemberian obat tetapi dikendalikan melalui vaksinasi. Saat ayam terserang ND, bisa dilakukan revaksinasi dengan menggunakan Medivac ND Clone 45. Keberhasilan revaksinasi darurat ND tersebut dipengaruhi oleh tingkat keparahan serangan ND.
Penanganan kasus non infeksius disesuaikan dengan faktor penyebabnya. Misalnya saja kasus heat stress maka penanganannya dengan memperbaiki sistem ventilasi udaranya. Setelah faktor penyebabnya diatasi maka pemberian vitamin dan elektrolit diperlukan untuk menjaga stamina dan mempercepat pemulihan (sumber: info.medion.co.id). Kaharuddin Anwarhttp://www.blogger.com/profile/13284372395690844300noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4653849335147941772.post-91276510185943605652012-12-15T19:21:00.001-08:002012-12-15T19:21:16.766-08:00Berbagai macam Hama Parasit yang menyerang ayam Industri perunggasan merupakan penghasil protein hewani paling efisien dibanding kan dengan jenis ternak lainnya. Penyakit unggas yang disebabkan oleh parasit merupakan ancaman serius yang meskipun jarang menyebabkan kematian tetapi menimbulkan kerugian besar dalam bentuk pertumbuhan terhenti, penurunan berat badan pada ayam pedaging dan produksi telur pada ayam petelur.
Koksidiosis
Berbagai macam Hama Parasit yang menyerang ayam
Penyakit koksidiosis biasanya berjangkit sebagai infeksi campuran beberapa spesies Eimeria pada unggas. Sedikitnya terdapat 5 spesies Eimeria yang paling umum ditemukan yaitu E. tenella (spesies penting dan paling patogenik), E. necatrix, E. maxima, E. acervulina, dan E. nitis. Eimeria ditularkan pada suhu dan kelembab an lingkungan yang cocok. Oosit dalam kotoran ayam akan bersporulasi dalam 24 - 48 jam yang apabila dimakan ayam akan bermigrasi ke saluran pencernaan. Setiap spesies Eimeria mempunyai lokasi tertentu dalam usus ayam (E. tenella menempati sekum). Tahap perkembangan koksidia terjadi dalam dinding usus yang menyebab kan kerusakan dinding usus. Gejala dari infeksi E. tenella adalah diare berdarah, kurang napsu makan, sayap terkulai dan kekurusan. Mortalitas biasanya tinggi apabila penyakit diabaikan dan tidak diobati. Infeksi oosit dalam jumlah besar menyebabkan penyakit yang parah dan seringkali mematikan. Kandang yang terlalu padat dan sanitasi jelek meningkatkan risiko terserang penyakit ini.
Diagnosa diperkuat dengan ditemukannya lesi-lesi mengandung koksidia pada nekropsi. Untuk pencegahan penyakit biasa digunakan koksidiostat, misalnya tritiadol, derivat-derivat diphenyldisulfide dan banyak produk impor. Koksidiostat tidak mengobati koksidiosis sekali gejala terlihat. Pengobatan menggunakan obat sulfa seperti sulphonamide, sulphamezathine, sulphaquinoxaline, dan sulphaguanidine atau kombinasinya.
Leucocytozoon caulleryi
Berbagai macam Hama Parasit yang menyerang ayam
Merupakan parasit darah menyerang ayam yang dipelihara di lingkungan peternakan yang berdekatan dengan persawahan, kolam, atau daerah berair terbuka lainnya. Parasit ini juga menginfeksi paru-paru, ginjal, limpa, hati, otot dan organ tubuh lainnya. Vektor parasit ini adalah Culicoides arakawai. Ketika Arakawai mengunjungi Indonesia, ia menjelaskan secara rinci bagaimana memerangkap Culicoides secara efektif. C. arakawai menyerang bagian tubuh ayam yang terbuka, terutama pada malam hari, menyebabkan tingkat kematian 50 - 80 % pada anak ayam dan 5 - 12 % pada ayam dewasa. Tanda klinis pada ayam umur 1 bulan yang terinfeksi Culicoides adalah anoreksia, depresi, anemia, diare, dan feses berwarna kuning / kehijauan. Pemeriksaan nekropsi memperlihatkan adanya organ berdarah dan pendarahan di bawah kulit. Pada ayam yang lebih tua, pertumbuhan terhambat dan terjadi penurunan produksi telur. Untuk menghindari parasit ini, kandang ayam sebaiknya dibangun berjauhan dari air atau digunakan penyaring untuk melindungi masuknya parasit ke dalam kandang. Pengobatan masih memungkinkan mengguna kan sulphadimethoxine (20 - 50 ppm), furazolidone (100 - 150 ppm), pyrimetha mine (0,5 - 1 ppm). Sulphamethoxine dan daimeton bisa diberikan secara simultan.
Trematoda
Berbagai macam Hama Parasit yang menyerang ayam
Di antara trematoda yang menginfestasi kandang ayam adalah echinostoma revolutum, Prothogonimus pellucidum dan Philopthalmus gralli. Infestasi trematoda biasa terjadi pada ayam yang dipelihara dalam sangkar individu bertingkat terbuat dari bambu dalam kandang terbuka. Tumpukan feses akan terinfestasi oleh berbagai jenis serangga. Dampak ekonomis trematoda relatip kecil tetapi apabila tidak ditangani dengan baik akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi telur. Ayam terinfeksi E. revolutum lewat air minum yang sudah terkontaminasi oleh siput mengandung cercariae (tahapan muda trematoda). P. pellucidus menginfestasi dari nimfe lalat yang terkon taminasi cercariae, yang bermigrasi ke bursa fabricus atau saluran telur.
Mencegah infestasi trematoda adalah dengan cara menghindari penggunaan air mi num dari persawahan yang besar kemungkinan mengandung nimfe lalat atau siput, dan hanya menggunakan air bersih. E. revolutum mendiami sekum dan rektum ayam. Tidak ada obat yang efektif untuk mengobati parasit ini tetapi carbon tetrachloride bisa dicobakan. Gejala klinis dari ayam yang terinfestasi P. pellucidus adalah depresi, produksi telur turun, kerabang telur tipis dan lunak. Kloaka mense kresikan cairan seperti susu. Sekeliling bulu terlihat melekat pada kulit. Keluaran kloaka biasanya mengandung albumen, kuning telur dan bisa ditemukan parasit.
Nematoda
Berbagai macam Hama Parasit yang menyerang ayam
Ascaridia galli adalah nematoda paling penting yang biasa menyerang ayam. Infes tasi cacing bulat, seperti sering dijumpai dalam temuan pathologis, bisa menyebab kan kematian mendadak akibat perusakan duodenum dan atau jejenum. Ayam men derita hemoragi enteritis dan ditemukan larva cacing pada kelenjar membran saluran pencernaan. Ayam menjadi terinfeksi penyakit akibat mengkonumsi makanan yang mengandung telur cacing. Pencegahan adalah memungkinkan dengan memberikan anthelmentik kepada ayam sekali sebulan khususnya terhadap ayam yang dipelihara dalam kandang kotor. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian piperazine, phenothiazine dan hygromyzine B.
Cestoda
Berbagai macam Hama Parasit yang menyerang ayam
Raillietina tetragona dan R. echinohothrida adalah jenis cestoda (cacing pita) yang paling umum menginfestasi ayam di Indonesia. Infestasi berat dapat menyebab kan kematian sedangkan produksi telur turun 25 %. Penyakit ini dapat ditularkan lewat lalat kandang dan semut sebagai inang perantara. Gejala klini adalah kehilang an nafsu makan, anemia, emasiasi, depresi dan diare. Pemeriksaan post mortem memperlihatkan adanya nodul-nodul dalam usus halus yang terdiri dari jaringan ne krotik dan leukosit. Tindakan pencegahan adalah memungkinkan dengan pengguna an insektisida organophosphat untuk menghilangkan lalat kandang dan semut. Pengo batan menggunakan dichlorophen sebanyak 300 mg/kg berat badan.
Kutu
Sebagaimana ektoparasit lainnya, relatip mudah untuk mengetahui infestasi kutu
dengan memperhatikan gejala ayam yang terus menceker, tidak tenang, bulu kusam, kehilangan nafsu makan, dan seringkali menyisir bulu. Sedikitnya ada 5 spesies kutu yang biasa menginfestasi ayam (terutama ayam petelur) yaitu Menopoin gallinae, Menacanthus stramineus, Goniocotes dissimilis, Goniodes gigas, dan Lipeurus caponis. Jarang menimbulkan kematian tetapi produksi telur bisa turun 25 % pada infestasi parah. M. gallinae dan M. stramineus menginfestasi tubuh ayam, mema kan sel-sel epithel dan keratin bulu. G. dissimilis dan G. gigas menginfestasi tubuh dan sayap. L. caponis cenderung banyak ditemukan pada daerah leher. Kutu ayam mudah menyebar dengan persentuhan dengan ayam yang terinfestasi. Untuk meng hilangkan kutu biasa digunakan produk-produk tembakau atau insektisida khusus untuk penggunaan veteriner.
Caplak
Berbagai macam Hama Parasit yang menyerang ayam
Caplak ayam Ornothonyssus bursa dan tungau ayam Argas robertsi diketahui merupakan spesies ektoparasit caplak yang paling sering menyerang ayam. Caplak biasa ditemukan pada sangkar terbuat dari bambu, dan bahkan pada permukaan feses ayam. Meskipun tidak menyebabkan kematian tetapi produksi telur bisa turun 25 % dan pekerja menjadi enggan mema suki kandang karena gangguan caplak. Pada kasus infestasi A. robertsi, bentuk dewasa biasanya bersembunyi di balik celah / retakan sepanjang hari dan keluar pada malam hari untuk menghisap darah. Infestasi tungau tidak menyebabkan mortalitas tetapi produksi telur bisa turun 30 %.
Pengendalian dan Pengobatan Parasit
Tindakan sanitasi harus dijalankan secara benar dan ketat.
Buang secara periodik, tumpukan feses yang merupakan sumber perkembang biakkan serangga dan kumbang yang keduanya diyakini dapat menularkan penyakit ayam.
Jika mungkin, sangkar bambu digantikan oleh sangkar kawat untuk mencegah infestasi tungau dan caplak.
Gangguan burung, tikus dan hewan liar lainnya harus diperkecil.
Hilangkan areal yang tergenang air di sekitar kandang.
Metoda manajemen pemeliharaan ayam yang efisien akan membantu untuk memperkecil populasi parasit.
(sumber: siauwlielie.tripod.com)Kaharuddin Anwarhttp://www.blogger.com/profile/13284372395690844300noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4653849335147941772.post-56607140514188367742012-12-15T19:19:00.001-08:002012-12-15T19:19:54.536-08:00Berbagai macam penyakit ayam yang perlu diwaspadai saat musim hujanSaat datang musim hujan, ada berbagai macam penyakit ayam yang perlu diwaspadai yang harus perlu diperhatikan yaitu kelembaban litter ataupun bagian bawah kandang (kotoran ayam) dan lingkungan kandang serta gudang penyimpanan pakan dan bahan baku pakan.
Berikut berbagai macam penyakit ayam yang perlu diwaspadai saat musim hujan :
1. Kolibasilosis
Sumber air seringkali bercampur dengan air permukaan, saat musim hujan tiba. Hal ini akan memperbesar kemungkinan terkontaminasinya air minum dengan bibit penyakit, termasuk Escherichia coli yang merupakan penyebab penyakit kolibasilosis. Kalau ayam sudah terserang kolibasilosis, akan menimbulkan banyak kerugian diantaranya : gangguan pertumbuhan, penurunan produksi dan kualitas telur serta dapat menyebabkan penyakit komplikasi yang sulit untuk diobati.
Kolibasilosis dalam saluran pencernaandapat menyebabkan radang usus. Jika dilakukan bedah bangkai maka akan terlihat usus kemerahan, isi usus encer ber warna kekuningan dan bercampur busa. Diagnosa secara tepat dapat dibantu dengan identifikasi dan isolasi kuman.
Pencegahan :
Lakukan sanitasi yang ketat baik terhadap kandang, lingkungan kandang, operator dan sumber air.
Hindari perlakuan yang dapat meningkatkan stress pada ayam.
Pengobatan :
Ada beberapa jenis bahan aktif antibiotika yang bisa dipilih, antara lain : Neomycin, Colistin, Tetracycline, golongan Sulfa dan Trimethroprim serta turunan Quinolon. Untuk membantu keberhasilan pengobatan, disarankan untuk melakukan uji sensitivitas. Karena saat ini banyak kuman Escherichia coli yang sudah resisten terhadap berbagai jenis antibiotika.
2. Penyakit Cacingan.
Salah satu siklus hidup cacing adalah fase telur. Telur ini banyak terdapat pada litter atau kotoran yang basah dan lembab. Beberapa cacing sering menyebabkan penyakit cacingan yang umumnya kurang disadari oleh peternak.
Ayam yang terserang penyakit cacingan, terkadang tidak menunjukkan gejala yang menciri, sehingga seringkali para peternak kurang memperhatikannya. Padahal pada banyak kasus, seringkali menyebabkan banyak kerugian. Terutama akibat serangan kelompok cacing gilig (Ascaridia galli)dan kelompok cacing pita (Raileitina sp.). Diantaranya :
Pertumbuhan yam yang terhambat.
Konversi pakan yang tidak baik.
Penurunan produksi telur
Pencegahan :
Lakukan sanitasi yang ketat terhadap kandang dan lingkungan kandang.
Jaga agar litter atau kotoran tetap kering. Dapat juga dilakukan pengeluaran kotoran yang basah atau lembab dari kandang.
Kontrol populasi serangga di kandang, terutama lalat (Musca domestica) yang merupakan penyebar mekanis dari telur maupun larva cacing.
Pengobatan :
Untuk pengobatan cacing gilig dapat digunakan Piperazine ataupun Levamisole melalui air minum.
Untuk cacing pita, dapat diobati dengan Albendazole melaui air minum atau Niklosamid melalui pakan.
3. Penyakit Akibat Racun Jamur (Aflatoxin).
Gudang penyimpanan pakan dan jagung atau kandang yang bocor sehingga pakan basah akibat terkena air hujan, tatalaksana atau cara penyimpanan pakan atau jagung yang salah (meletakkan pakan atau jagung langsung pada lantai tanpa menggunakan pallet ), ataupun menyimpan/membeli jagung yang masih mempunyai kadar air yang tinggi tanpa melalui pengeringan terlebih dahulu, seringkali menjadi penyebab terjadinya kasus penyakit yang disebabkan oleh jamur.
Gejala klinis yang muncul bisa berupa ganggunan pencernaan (diare), gangguan pertumbuhan, gangguan syaraf dan gangguan pigmentasi kulit. Pada bedah bangkai nampak adanya lesi atau luka pada rongga mulut (pada kasus yang kronis dapat berupa keropeng pada sudut dalam rongga mulut), warna kemerahan pada mukosa saluran pencernaan. Hati yang berwarna belang kekuningan dengan kandung empedu yang membesar, pengecilan limpa, bursa fabricius dan thymus.
Penyakit akibat jamur ini juga dapat menyebabkan penurunan produksi telur yang cepat, penurunan berat badan, penurunan konsumsi pakan, penipisan kerabang telur, perubahan warna kerabang dari coklat menjadi pucat, terkadang muncul kejadian jengger dan pial yang berwarna kebiruan, serta penurunan kekebalan terhadap penyakit lain.
Pencegahan :
Lakukan tatalaksana penyimpanan pakan dan bahan baku pakan yang baik. Segera lakukan penanganan pada atap yang bocor, serta letakkan pakan ataupun jagung dan bahan baku pakan lainnya lebih tinggi dari lantai (bisa dengan cara meletakkannya diatas pallet).
Dapat dilakukan penambahan Gentian violet atau Natrium propionat (Sodium propionat) pada pakan untuk menekan pertumbuhan jamur.
Memperpendek waktu penyimpanan pakan atau bahan baku pakan.
(sumber: pkppullet.blogspot.com)Kaharuddin Anwarhttp://www.blogger.com/profile/13284372395690844300noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4653849335147941772.post-86950504961345341562012-12-15T19:11:00.001-08:002012-12-15T19:11:31.051-08:00Beberapa Penyakit Ayam Yang Cukup Berbahaya 1. Pilek (snot/coryza):
Penyakit ini biasanya sering muncul saat datang peralihan musim. Penyebarannya melalui udara dan air minum. Meskipun tidak menyebabkan kematian, kondisi ayam menjadi kurang prima dan bobotnya turun. Penyebab pilek adalah bakteri Haemophillus galinarum.
Gejala awal ditandai dengan keluarnya ingus encer dari lubang hidung dan berubah kental kuning dan berbau anyir. Mata tampak sayu dan mengantuk serta terjadi pembengkakan di sekitar pelupuk mata. Kepala sering digeleng-gelengkan, gemetar, dan berjalan sempoyongan. Pernapasan terganggu, sering bersin-bersin, dan terengah-engah seperti tercekik. Ayam yang sakit tampak pucat, lesu, dan kehilangan nafsu makan meskipun sering minum.
Pengendalian dilakukan dengan cara mengarantina ayam sakit sesegera mungkin di kandang terpisah. Kandang dibersihkan dan di semprot dengan distinfektan. Setelah itu, kandang dijemur di bawah sinar matahari. Ayam sakit segera diobati dengan menyuntikkan Sterptomycin 200mg/ekor selama 3 hari berturut-turut. Cara lain dengan memberikan obat, seperti Erithromycin, Tetrasulfa, dan Neoterrymycin. Dosis pemberian sesuai dengan petunjuknya. Untuk pencegahan, sebaiknya sejak kecil ayam disuntik dengan vaksin snot.
2. Tetelo (new castle disease):
Tetelo biasanya ini muncul dengan tiba-tiba dan menyerang ayam segala umur. Angka kematian yang ditimbulkannya bisa mencapai 100%. Penyakit ini mudah menular melalui peralatan kandang serta lantai kandang yang berdebu, kotor, dan lembap. Sisa pakan atau kotoran yang basah dan berbau juga menjadi pemicu munculnya penyakit ini.
Tetelo disebabkan oleh serangan Tortor furens, yang dikenal dengan virus ND. Gejala awal terlihat dari turunnya nafsu makan dan ayam terlihat lesu. Ayam lebih sering terlihat minum dibandingkan makan. Kotoran encer dan bewarna hijau keputihan. Tubuhnya gemetar, limbung,berjalan mundur dan berusaha mematuki ayam lain. Ayam sering bersin, batuk, dan mengorok pada malam hari. Selanjutnya, sayap akan terkulai dan terjadi kelumpuhan (paralysis) bahkan leher terputar (torticolis).
Sampai saat ini, tetelo tidak dapat diobati. Langkah yang harus diambil adalah menghindari kontak fisik antara ayam sakit dengan ayam sehat. Pencegahan penularan dilakukan dengan membakar bangkai ayam sakit. Untuk mencegah terulangnya penyakit ini, sebaiknya sejak kecil ayam divaksinasi dengan vaksin anti NCD.
3. Berak darah (coccidisis):
Penyakit ini menyerang alat pencernaan, seperti usus halus dan usus buntu. Berak darah akan berkembang biak dan merusak sel-sel epitel sehingga menyebabkan radang pada usus. Lama-kelamaan alat pencernaan akan rusak, pecah, dan mengeluarkan darah. Penularannya melalui pakan, air minum, peralatan kandang, kotoran, dan sisa pakan yang membusuk. Lantai kandang basah juga menjadi penyebab munculnya penyakit ini.
Berak darah disebabkan oleh protozoa Eimeria sp. Gejalanya antara lain ayam tampak lesu, pucat, mata sayu, tubuh lemah, dansayap menggantung. Nafsu makannya pun menurun. Selain itu, bulu terlihat berdiri dan kusam. Dubur basah dan kotor, sedangkan kotorannya encer, berlendir, bercampur dengan darah, dan berbau menyengat.
Ayam sakit segera dipisahkan dan ditempatkan di kandang terpisah. Selain itu, lalat, tikus, burung gereja, dan ayam lain yang bermain di sekitar kandang perlu dihindari. Pengobatan dilakukan dengan memberikan obat, seperti Coccidiostat, Trisulfa Drops, dan Sulfamix. Dosis obat yang di pakai tercantum pada label kemasan. Setelah sehat, sebaiknya ayam tersebut tidak dicampur dengan ayam lain terlebih dahulu.
4. Berak kapur (pullorum):
Penularan penyakit dapat diturunkan induk kepada anaknya sebelum menetas, sedangkan penularan dari ayam lain melalui melalui kotoran, peralatan, mesin tetas, dan kontak langsung dengan ayam sakit. Angka kematian tertinggi terjadi pada anak ayam hingga mencapai 50%. Namun, ayam dewasa pun bisa terkena serangan penyakit ini.
Berak kapur disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum. Gejala yang terlihat adalah selera makan turun, bobot terus menyusut, tubuh lesu, menggigil, lemah, dan mengantuk. Ayam sakit mengalami mencret-mencret, sedangkan kloaka dan bulu-bulu di sekitarnya basah oleh kotoran encer bewarna hijau kecokelatan.
Ayam yang sudah sakit parah sebaiknya dibakar agar tidak menular ke ayam lain, sedangkan ayam sehat segera dipindahkan ke kandang lain yang sudah disemprotkan desinfekta. Peralatan kandang sebaiknya disterilkan dan ayam sehat segera diberi obat, seperti Furozalidone, Sulfonamida, Cotyvit Powder, dan Sulfamix.
5. CRD (chronic respiratory disease):
Penyakit pernapasan ini sebenarnya tidak ganas, tetapi bersifat kronis atau menahun sehingga dapat belangsung hingga berbulan-bulan. Meskipun angka kematian akibat penyakit ini kecil, tetapi biasanya diikuti oleh sekunder lain. Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan ayam sakit, pakan, air minum, atau kandang. Penyakit ini mudah mewabah saat musim hujan.
CRD disebabkan oleh virus PPLO (Pleuro Pnemonia Like Organism). Gejala yang terlihat adalah lubang hidung mengeluarkan lendir, kental dan bewarna kuning. Akibatnya, ayam menjadi sulit bernafas dan berbunyi melengking saat bernafas, bersin-bersin, dan ngorok. Selain itu, muka tampak bengkak, lesu dan kandang mencret. Selera makan pun turun dan menyebabkan bobot menyusut drastis.
Ayam sakit harus dipindahkan ke kandang terpisah. Sanitasi kandang dan lingkungan harus selalu dijaga. Selain itu, kandang harus selalu mendapat sinar matahari dan udara segar. Demikian pula tempat pakan dan minum juga harus selalu dibersihkan. Untuk menambah daya tahan tubuh, pemberian vitamin perlu ditambahkan pada minumannya. Pengobatan dengan memberikan obat, seperti Streptomycin, Chlorcyclin, Lincomycin, dan Tylosin dengan dosis yang telah tertera pada label kemasan.
sumber: nurseramafarm.blogspot.com
Kaharuddin Anwarhttp://www.blogger.com/profile/13284372395690844300noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4653849335147941772.post-4789738149574286652012-12-15T19:10:00.000-08:002012-12-15T19:10:12.591-08:00Penyakit pada ayam bangkok dan pengobatannya <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9I2xhweH766VWq9ZkGexiiopyvcgl4MulI7MrYh5r4e-ffhnyeED0h66it-oayzrycmadI7LkLX_5I0vjwykvCh1rR1z8-oQiy9y-LsNrrql2D8estYPSBYBH_LaqO767lwN2QZ9hTE4/s1600/ayam+bangkok.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="310" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9I2xhweH766VWq9ZkGexiiopyvcgl4MulI7MrYh5r4e-ffhnyeED0h66it-oayzrycmadI7LkLX_5I0vjwykvCh1rR1z8-oQiy9y-LsNrrql2D8estYPSBYBH_LaqO767lwN2QZ9hTE4/s320/ayam+bangkok.jpg" /></a></div>
Ayam jenis apapun pasti pernah sering terserang berbagai macam penyakit, pun demikian pada ayam bangkok berikut beberapa penyakit yang sering muncul pada ayam bangkok dan cara pencegahan serta pengobatannya :
Penyakit Snot (Coryza)
Penyakit Snot atau coryza disebabkan oleh bakteri Haemophillus gallinarum. Penyakit Snot dapat menyerang semua umur ayam dan terutama menyerang anak ayam, biasanya penyakit ini muncul akibat adanya perubahan musim dan banyak ditemukan di daerah tropis. Perubahan musim biasanya akan mempengaruhi kesehatan ayam. Angka morbiditas kawanan unggas bervariasi antara 1-30%. Mortalitas atau Angka kematian yang ditimbulkan oleh penyakit ini mencapai 30%.
Cara penularan
Bakteri Haemophillus gallinarum hanya dapat bertahan diluar diinduk semang tidak lebih dari lebih dari 12 jam. Penularan penyakit Snot atau coryza dapat melalui kontak langsung dengan ayam yang sakit juga dapat melalui udara, debu, pakan, air minum, petugas kandang dan peralatan yang digunakan.
Gejala klinis
Ayam yang secara klinis telah terinfeksi menunjukkan gejala sebagai berikut
- pengeluaran cairan air mata
- ayam terlihat mengantuk dengan sayapnya turun atau menggantung
- keluar lendir dari hidung, kental berwarna kekuningan dan berbau khas
- Pembengkakan didaerah sinus infra orbital
- terdapat kerak dihidung
- napsu makan
- ayam mengorok dan sukar bernapas
- pertumbuhan menjadi lambat.
Perubahan patologi
Pada kasus akut dijumpai konjungtivitis berat dan peradangan pada pinggir kelopak mata (periorbital fascia). Pada kasus kronis dijumpai sinusitis yang bersifat serosa sampai kaseosa.
Diagnosis
Bakteri Haemophillus gallinarum dapat diisolasi dari swab sinus ayam yang menderita penyakit akut. Isolasi laboratorium dapat dilakukan dengan menggunakan plat agar darah yang telah digores staphylococcus sp dan diinkubasi dalam suasa anaerob.
Diferential diagnosa
Diagnnosa banding dari penyakit coryza adalah Mikoplasmosis atau Chronic Respiratory Disease (CRD) dan Infectious Laryngotracheitis (ILT) .
Pengobatan
Pengobatan penyakit snot pada unggas adalah dengan pemberian preparat sulfat seperti sulfadimethoxine atau sulfathiazole. Pemberian sulfonamida dapat dikombinasikan dengan tetrasiklin untuk mengobati coryza dan dapat diberikan melalui air minum atau disuntikkan secara intramuskular. Perhatikan withdrawal time pada ayam petelur karena obat tersebut dapat mengkontaminasi telur dan kualitas dari kerabang telur.
Pengendalian
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan kandang dan lingkungan dengan baik. Kandang sebaiknya terkena sinar matahari langsung sehingga mengurangi kelembaban. Kandang yang lembab dan basah memudahkan timbulnya penyakit ini.
Penyakit Ngorok atau Chronic Respiratory Disease (CRD)
Penyakit Ngorok biasa juga disebut dengan Chronic Respiratory Disease (CRD) atau mikoplasmosis atau Sinusitis atau Air Sac. Penyakit Chronic Respiratory Disease disebabkan oleh bakteri Mycoplasma galisepticum. Biasanya menyerang ayam pada usia 4-9 minggu. Penularan terjadi melalui kontak langsung, peralatan kandang, tempat makan dan minum, manusia, telur tetas atau DOC yang terinfeksi.
Faktor predisposisi atau faktor pendukung
- Kondisi kandang yang lembab
- Kepadatan kandang yang terlalu tinggi
- Litter yang kering
- Kadar amonia yang tinggi.
Cara penularan
Penularan penyakit terjadi baik secara vertikal maupun horizontal. Secara vertikal dapat melalui induk yang menularkan penyakit melalui telur dan horizontal disebarkan dari ayam yang sakit ke ayam yang sehat. Penularan penularan tidak langsung dapat melalui kontak dengan tempat peralatan, tempat pakan, hewan liar maupun petugas kandang.
Gejala klinis
Ngorok basah, adanya leleran hidung lengket dan terdapat eksudat berbuih pada mata dan ayam suka menggeleng-gelengkan kepalanya. Pada kasus kronis mengakibatkan kekurusan dan keluarnya cairan bernanah dari hidung.
Pengobatan
Pengobatan CRD pada ayam yang sakit dapat diberikan baytrit 10% peroral, mycomas dengan dosis 0.5 ml/L air minum, tetraclorin secara oral atau bacytracyn yang diberikan pada air minum.
Pencegahan
Membeli ayam baik indukan, pejantan, dan anakan yang benar-benar terbebas dari chronic respiratory disease (CRD). Menjaga kebersihan dan tingkat kelembaban kandang dan area ayam.
Penyakit Berak Kapur atau Pullorum
Pullorum merupakan penyakit menular pada ayam yang dikenal dengan nama berak putih atau berak kapur (Bacilary White Diarrhea= BWD). Penyakit ini menimbulkan mortalitas yang sangat tinggi pada anak ayam umur 1-10 hari. Selain ayam, penyakit ini juga menyerang unggas lain seperti kalkun, puyuh, merpati, beberapa burung liar. Pullorum atau Berak kapur disebabkan oleh bakteri salmonella pullorum dan bakteri gram negatif. Bakteri ini mampu bertahan ditanah selama 1 tahun
Di Indonesia penyakit pullorum merupakan penyakit menular yang sering ditemui. Meskipun segala umur ayam bisa terserang pullorum tapi angka kematian tertinggi terjadi pada anak ayam yang baru menetas. Angka morbiditas pada anak ayam sering mencapai lebih dari 40% sedangkan angka mortalitas atau angka kematian dapat mencapai 85%.
Cara penularan
Penularan penyakit Pullorum dapat melalui 2 jalan yaitu:
- Secara vertikal yaitu induk menularkan kepada anaknya melalui telur.
- Secara horizontal terjadi melalui kontak langsung antara unggas secara klinis sakit dengan ayam karier yang telah sembuh, sedangkan penularan tidak langsung dapat melalui kontak dengan peralatan, kandang, litter dan pakaian dari pegawai kandang yang terkontaminasi.
Gejala klinis
- napsu makan menurun
- feses (kotoran) kotoran berwarna putih seperti kapur
- Kotorannya menempel di sekitar dubur berwarna putih
- kloaka akan menjadi putih karena feses yang telah keringkering
- jengger berwarna keabuan
- mata menutup dan nafsu makan turun
- badan anak ayam menjadi lemas
- sayap menggantung dan kusam
- lumpuh karena artritis
- suka bergerombol
Perubahan patologi
Pada kasus yang akut sering dijumpai pembesaran pada ahati dan limpa dan kadang kadang sering diikuti omfalitis. Pada kasus kronis dijumpai abses pada organ dalam dan adanya radang pada usus buntu (tiflitis kaseosa) yang ditandai adanya bentuk berwarna abu-abu didalam usus buntu.
Diagnosis
Isolasi dan identifikasi salmonella pullorum dapat diambil melalui hati, usus maupun kuning telur dapat dilakukan pembiakan kedalam medium. Ayam karier yang sudah sembuh dapat diidentifikasi dengan penggumpalan darah secara cepat (rapid whole blood plate aglutination test).
Pengobatan
Pengobatan Berak Kapur dilakukan dengan menyuntikkan antibiotik seperti furozolidon, coccilin, neo terramycin, tetra atau mycomas di dada ayam. Obat-obatan ini hanya efektif untuk pencegahan kematian anak ayam, tapi tidak dapat menghilangkan infeksi penyakit tersebut. Sebaiknya ayam yang terserang dimusnahkan untuk menghilangkan karier yang bersifat kronis.
Pencegahan
Ayam yang dibeli dari distributor penetasan atau suplier harus memiliki sertifikat bebas salmonella pullorum. Melakukan desinfeksi pada kandang dengan formaldehyde 40%. Ayam yang terkena penyakit sebaiknya dipisahkan dari kelompoknya, sedangkan ayam yang parah dimusnahkan.
sumber : facebook.com/pages/Central-Bangkok-FarmKaharuddin Anwarhttp://www.blogger.com/profile/13284372395690844300noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4653849335147941772.post-43180158313364541542012-12-15T19:08:00.004-08:002012-12-15T19:08:55.638-08:00Macam-macam penyakit ayam yang diakibatkan oleh virus <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhub9j67OMaaRac3ro6SnuOHFg-P6YyFXNYcw3pFcvFGox_l5Pkw2lCXdLZyP69Hna_hm1TmwrOGmSMGqdn1jsR3hKjHNsvlUVMS_ycRuIn9J_wSVg3DNJ7wz0xozmU9Eg-i1LG0iIBOOQ/s1600/gambar_virus.jpeg" imageanchor="1" style="clear:right; float:right; margin-left:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="219" width="230" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhub9j67OMaaRac3ro6SnuOHFg-P6YyFXNYcw3pFcvFGox_l5Pkw2lCXdLZyP69Hna_hm1TmwrOGmSMGqdn1jsR3hKjHNsvlUVMS_ycRuIn9J_wSVg3DNJ7wz0xozmU9Eg-i1LG0iIBOOQ/s320/gambar_virus.jpeg" /></a></div>
Berbagai jenis penyakit virus mudah sekali menular, dan banyak diantaranya sangat ditakuti peternak karena keganasannya. Sampai saat ini belum ditemukan obat yang efektif untuk menyembuhan penyakit yang disebabkan oleh virus.
Ayam mudah diternak, tapi sangat rawan terhadap penyakit. Di antara berbagai jenis penyakit menular yang banyak mengancam, penyakit menular yang disebabkan oleh virus merupakan jenis penyakit yang paling ditakuti. Virus lebih lembut dari bakteri, karena jasad renik inibisa tembus dari saringan bakteri. Ia tidak bisa dilihat dengan mikroskop biasa. Untuk melihatnya secara jelas diperlukan foto dengan mempergunakan mikroskop elektron.
Penyakit virus mudah sekali menular. Baik secara kontak langsung maupun lewat perantara benda-benda lain. Misalnya udara, air minum, makanan, dan alat-alat peternakan yang tercemar. Di antara berbagai jenis penyakit akibat virus yang sering merugikan peternakan ayam antara lain adalah tetelo alias ND (New Cattle Desease), cacar unggas alias Fowl Pox, leukosis, lumpuh marek alias marek’s disease, gumboro alias infectious bursal disease, salesma ayam alias infectious laryngotracheitis, dan kini flu burung, dll. Berikut akan dijelaskan beberapa penyakit yang diakibatkan oleh virus.
1. Tetelo adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari golongan Paramixovirus. Keganasannya tergantung dari strain atau tipenya. Penyakit ini menyerang alat pernafasan, susunan dan jaringan syaraf, serta alat-alat reproduksi telur. Yang ganas cepat sekali menular, dan seringkali menimbulkan kematian secara mendadak.
2. Cacar unggas adalah penyakit bercak-bercak kulit yang disebabkan oleh virus Borreliota avium. Menyerang rongga mulut, hulu tenggorokan, daerah sekitar mata, jengger dan pial. Selain secara kontak langsung, penyakit ini bisa meluar lewat perantaraan nyamuk dan lalat.
3. Leukosis adalah penyakit tumor menular yang bersifat menahun. Penyebabnya adalah virus leukosis. Gejala dimulai dengan timbulnya pertumbuhan abnormal pada sel-sel darah putih. Tumor yang menyerang jaringan syaraf akan menimbulkan kelumpuhan pada leher, sayap dan kaki. Yang menyerang mata akan membuat bentuk mata tidak normal, rabun atau buta sama sekali. Yang menyerang organ bagian dalam (hati, ginjal, limpa dan ovarium) akan membuat ayam berjalan tegak seperti itik, dan penyakitnya disebut big liver disease. Akibatnya hati akan membengkak 3 sampai 4 kali normal, kotorannya encer, tubuh kurus, jengger dan pial pucat berkerut.
4. Lumpuh marek adalah penyakit lumpuh yang disebabkan oleh virus herpes. Menyerang anak ayam berumur 1-5 bulan. Gejalanya ditandai kejang lumpuh dengan kaki satu ke depan dan kaki lainnya kebelakang. Selain itu juga menimbulkan pembesaran yang mencolok pada syaraf dan timbulnya tumor pada organ dalam, kulit dan otot.
5. Gumboro adalah penyakit yang menyerang bursa fabricii (kelenjar bulat terletak di atas kloaka), penyebabnya adalah virus gumbaro. Anak ayam umur 1-12 hari yang terkena penyakit ini tidak begitu nampak tanda-tandanya. Tapi anak ayam umur 3-6 minggu akan menunjukkan gejala yang khas. Anak ayam tampak lesu, mengantuk, bulu mengkerut, bulu sekitar dubur kotor, mencret keputih-putihan, dan duduk dengan sikap membungkuk. Suka mematuki duburnya sendiri, sehingga menimbulkan luka dan pendarahan. Ayam yang mati bangkainya cepat sekali membusuk.
6. Salesma ayam adalah penyakit yang disebabkan virus avium. Menyerang saluran pernafasan. Gejalanya sesat nafas, batuk-batuk, mata dan hidung meradang berair, dan sulit bernafas karena adanya lendir berdarah dalam rongga mulut. Bila benafas kepala ditegakkan, dan waktu mengeluarkan nafas kepala ditundukkan dengan mata terpejam. Penyakit ini bersifat akut.
Obat yang efektif untuk menyembuhkan penyakit virus sampai saat ini belum ada. Tapi pengobatan dengan antibiotika atau kombinasi dengan obat-obatan lain tetap diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi dengan penyakit yang lain. Dan karena tak adanya obat yang mampu menyembuhkan penyakit virus, alangkah bijaksananya sebelum penyakit berbahaya ini terjadi, peternak melakukan tindak pencegahan. Caranya antara lain adalah melakukan tata laksana pemeliharaan yang baik, melaksanakan vaksinasi pada saat yang tepat, dan hindarkan terjadinya stress pada ternak.Kaharuddin Anwarhttp://www.blogger.com/profile/13284372395690844300noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4653849335147941772.post-11022053109328975512012-12-15T19:05:00.001-08:002012-12-15T19:05:35.292-08:00Mencegah penyakit ayam yang datang di musim hujan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcYbH0pDLAoDIVY4QZlhBEV7CPyqTd-nez9Bm7qufjQbIVJZpPUC8RW2hyq63-nLFl9NJTsxS8hWnTSU-2HuA0oMyFTAcXCUeGvFZID2Mb3lHxy3Lm4ZXHaZ-_lcmA1NX8vUV8IhSvbFo/s1600/hujan.jpg" imageanchor="1" style="clear:right; float:right; margin-left:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="240" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcYbH0pDLAoDIVY4QZlhBEV7CPyqTd-nez9Bm7qufjQbIVJZpPUC8RW2hyq63-nLFl9NJTsxS8hWnTSU-2HuA0oMyFTAcXCUeGvFZID2Mb3lHxy3Lm4ZXHaZ-_lcmA1NX8vUV8IhSvbFo/s320/hujan.jpg" /></a></div>
Dikalangan peternak (pelaku perunggasan). khusus untuk ayam broiler (pedaging), sudah banyak teori yang diberikan oleh para ahli perunggasan untuk mengasai masalah tersebut, namun setiap musim penghujan masalah itu selalu muncul dan teori yang diterapkan terkadang tidak mampu untuk menekan kematian ayam. penyakit yang sering muncul pada musim penghujan (peralihan) biasanya penyakit yang disebabkan oleh virus, salah satunya adalah IBD (Infecius Bursal Desseas ) atau lebih dikenal dengan gumboro.n penyakit ini disebabkan oleh virus, sehingga tidak ada obatnya ketika ayam sudah terkena virus ini, yang paling mungkin dilakukan adalah dengan cara memerikan vaksin. namun ternyata pemberian vaksin saja tidak cukup, pada unggas yang telah divaksin, pada beberapa kasusu masih ditemukan penyakit ini. dan kematian yang disebabkan oleh virus ini masih cukup tinggi meskipun telah divaksin( diatas 5%). vaksin ulang menjadi alternatif pilihan untuk menekan kasus ini, tetapi vaksin ulang jua tidak memberian jaminan penuh, bahwa ayam bebas dai virus ini. namun dengan adanya vaksin ulang paling tidak kematian akibat virus ini dapat ditekan, krena pada kasus ini sifatnya individual. vaksin ulang merupakan pilihan yang sangat banyak diaplikasikan oleh peternak sekarang ini, biasanya vaksin ulang dilakukan untuk ayam broiler yang umur panennya di atas 33 hari ( berat 1.8 lebih) lalu bagaimana untuk ayam yang dipanen umur 24 - 28? apakah perlu di vaksin ulang? jawabannya perlu dan tidak perlu, namun saya disini lebih cendrung tidak perlu dilakukan vaksin ulang, namun perlu diperhatikan beberapa hal agar ayam kita terhindar dari wabah ini, beberapa yang harus diperhatikan adalah:
1. Kebersihan kandang yang baik
2. Asupan nutrisi yang cukup
1. Kebersihan Kandang
Kebersihan kandang menjadi syarat mutlak agar ternak sehat dan tampil prima. Bila kotoran menumpuk maka kandang akan menjadi gudang penyakit. Karena itu kandang mesti dibersihkan secara teratur.
Salah satu cara agar mudah membersihkan kandang adalah dengan menggunakan ram kawat untuk lantai kandang. Dibawah kandang lalu diberi alas triplek untuk menampung kotoran. Taburkan sekam padi dipermukaan alas. Dengan begitu kotoran yang langsung jatuh tidak menempel pada permukaan alas.
Alas penampung kotoran sebaiknya dirancang agar dapat dilepas pasang. Jadi, ketika dibersihkan cukup ambil alas, lalu tumpahkan sekam yang sudah bercampur kotoran. Cuci alas dengan menggunakan sabun antibakteri, lalu keringkan. Alas pun siap digunakan kembali. Meski kotoran ditampung alas, tapi kandang mesti dibersihkan secara berkala minimal setiap pekan. Pasalnya, seringkali kotoran juga juga mengenai lantai kandang sebelum menimpa alas.
Cara lain agar mudah membersihkan kandang adalah dengan melapisi lantai kandang dengan campuran serbuk zeolit, pasir pantai dan pasir cor dengan perbandingan 1/2 : 1 : 1/4. Zeolit membuat kotoran ayam cepat kering dan tidak menempel dilantai kandang. Untuk membersihkanya, ambil tumpukan kotoran dengan saringan sehingga hanya kotoran yang terambil.
Pasir banyak negandung kerikil yang dibutuhkan serama untuk membantu pencernaan makanan di tembolok. Pasir pantai jga menjadi sumber kalsium karena biasanya bercampur dengan serbuk kulit kerang yang sudah hancur. Kalsium penting untuk memperkuat tulang serama dan mencegah telur lembek yang membat telur mudah pecah.
Untuk menghilangkan bau yang menyengat pada kandang dianjurkan menyemprotkan anti bau “ PROTEXOL” secukupnya karena produk ini disamping dapat menghilangkan bau dengan tuntas harganyapun sangat terjangkau
Dan yang tak kalah pentingnya adalah memberantas lalat , sebab serangga ini sangat berperan dalam penyebaran penyakit. Menurut pengalaman kami formula yang sangat efektif untuk ini adalah RALAT – Racun Lalat..
Racun Lalat (RALAT) berbentuk cair berwarna putih susu agak kecoklatan untuk disemprotkan ke tempat-tempat yang sering didatangi lalat. sedikit amis dan berbau khas (tajam bagi indera lalat tapi tidak untuk manusia).
Racun lalat ini hemat tapi efektif membasmi semua jenis lalat baik itu lalat rumah tangga, rumah makan, rumah sakit, dll. Belum ada saingannya dari segi kualitas dan harga. Telah diteliti oleh ahli bioteknologi dari UGM, Yogyakarta. Harganya murah, pasti terjangkau.
Cara kerjanya, setelah lalat menghisap cairan itu, beberapa detik kemudian si lalat akan mulai menggosok-gosokkan kedua kaki belakangnya. Sayapnya tergetar. Kaki belakang terangkat. Ia mulai kehilangan orientasi arah. Saat itulah racun saraf bekerja. Beberapa detik kemudian, perut lalat mulai membengkak karena racun lambung mulai menyerang abdomennya. Lantas lalat kesulitan terbang karena beban di perut plus pusing. Kalaupun bisa terbang tidak bisa jauh. Adanya racun lambung pada produk kami menjadi jalan keluar bagi peternak ayam layer maupun broiler yang tersiksa oleh lalat melalui larvanya yang susah dimatikan oleh racun kimia yang biasanya hanya mengandung racun saraf..
2. Asupan Nutrisi Yang Cukup.
Memberikan AVISPRO sebagai asupan nutrisi dan antibiotic adalah sangat DIANJURKAN untuk mencegah wabah paenyakit pada ternak unggas, Karena AVISPRO bermenfaat sebagai : Antibiotik (mencegah dan mengatasi penyakit Coryza (Snot), CRD, dan penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri E. coli,Salmonella pullorum, Salmonella gallinarum, Pasteurella multocida, Mycoplasma dan lain sebagainya)
Antiviral (mencegah serangan virus ND, Gumboro, Marek, Fowl pox, IBD, dsb –vaksinasi tetap diperlukan)
Antifungal (mencegah penyakit akibat jamur)
Antioksidan (pelindung sel dari radikal bebas)
Antiinflamasi (mencegah peradangan dan infeksi)
Detoksifikasi (membersihkan racun dan mengurangi kadar kolesterol dari produk unggas)
Meningkatkan nafsu makan.
(sumber: duniaternakmodern.blogspot.com) Kaharuddin Anwarhttp://www.blogger.com/profile/13284372395690844300noreply@blogger.com0